Setelah saya di nobatkan sebagai duta wisata Kabupaten
Banyuwangi, Saya berusaha untuk selalu mengakses beberapa link / web yang
berhubungan dengan Seni, Budaya, dan PAriwisata dan atau segala aspek yang
berhubungan dengan hal itu, akhirnya saya menemukan link yang di dalamnya
mengkritisi tentang DUNIA DUTA WISATA, ternyata Dunia Pariwisata mendapat
Sorortan dari beberapa Pihak, berikut cuplikan argument nya:
Perhelatan pemilihan duta wisata yang digelar di
beberapa daerah belakangan ini menyedot antusiasme yang tinggi dari para
putra-putri daerah. Duta wisata yang diharapkan dapat mewakili daerahnya dalam
upaya mempromosikan potensi dan aset wisata daerahnya, juga diharapkan bagi
yang terpilih menjadi duta wisata adalah sosok duta wisata yang kreatif,
inovatif, percaya diri, berpengalaman dan berjati diri. Hal itu ditunjang oleh
penampilan yang simpatik, yang kemudian diarahkan untuk dapat menggapai visi
terwujudnya duta wisata sebagai generasi yang berkualitas, santun, berdedikasi
untuk melestarikan budayanya. Selain itu juga dapat berperan aktif dalam
mempromosikan kepariwisataan.
Penyelenggaraan pemilihan duta wisata merupakan bagian
integral dari pembangunan dunia pariwisata serta pelestarian nilai-nilai seni
dan budaya nasional. Kriteria penilaian duta wisata senantiasa ditingkatkan
kualitasnya dengan menitikberatkan kepada keterpaduan seluruh komponen
penilaian secara menyeluruh. Hal itu menyangkut perpaduan terbaik dari
aspek-aspek yang mencakup pengetahuan umum pemerintah pusat dan daerah;
pengetahuan sejarah dan kebudayaan daerah; pariwisata dan public speaking;
etika busana dan penguasaan bahasa; psikologi dan pengembangan diri.
Perlu diketahui, ajang pemilihan duta wisata merupakan
atraksi wisata yang bertujuan melestarikan budaya daerah. Sekaligus sarana
pengembangan potensi bakat, kreativitas, kecerdasan para generasi muda untuk
menjadi figur yang dapat berperan dalam mempromosikan kekayaan seni, budaya dan
pariwisata. Serta menghilangkan citra sebagai pelengkap kegiatan atau pajangan
saja. Melalui ajang ini para finalis duta wisata diharapkan dapat memiliki
disiplin, dedikasi, dan tanggung jawab yang tinggi untuk membantu pemerintah
daerahnya dalam memamerkan serta mempromosikan keanekaragaman kebudayaan daerah
kepada wisatawan. Sebagai duta wisata, selain harus mampu mempromosikan dunia
wisata daerahnya dan sekaligus membantu pemerintah daerah mengajak warga untuk
menjaga budaya bersih, indah, dan tertib yang akhirnya menghasilkan masyarakat
yang bersih, bermoral, serta bermental baik. Di samping itu, pemilihan duta
wisata diharapkan juga mampu menjadi inspirator dan motivator bagi generasi muda
dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat.
AJANG POPULARITAS??
Hakikatnya, acara pemilihan duta wisata hanya dinilai
dari pengetahuan dan kematangan individu secara personal dan bukan sosial.
Seharusnya pemenang dari kegiatan ini adalah orang yang telah berbuat banyak
untuk kemajuan daerahnya. Kata kuncinya adalah telah berbuat dan bukan telah
berteori saja atau punya ilmunya. Akhirnya ketika sang pemenang hanya dinilai
dengan kriteria tersebut, output pemilihan duta wisata tidak akan tercapai.
Buktinya, pemilihan duta wisata yang digelar di beberapa daerah dalam sekian
tahun terakhir, selama itu pula kita tidak bisa melihat pembuktian dari para
duta wisata. Pada akhirnya kita hanya melihat sebuah kegiatan rutinitas tanpa
hasil yang jelas. Beginilah nasib bangsa ini yang selalu menghabiskan uang
rakyat tetapi bukan untuk rakyat. Mengkritik persoalan ini jelas tidak akan
membawa banyak perubahan, karena persoalannya terletak pada kriterianya.
Pastikan pemenangnya adalah orang yang mempunyai knowledge, skill, dan attitude
yang baik yang diaplikasi ke dalam kehidupan sehari-hari.
Sesungguhnya, tujuan pemilihan duta wisata sendiri
sudah menyimpang dari tujuan awalnya, yang memilih duta untuk mewakili
kebudayaan daerahnya sendiri. Kebanyakan peserta menjadikan ajang ini sebagai
pencarian popularitas dan tampil belaka. Beberapa pengetahuan yang mereka
miliki tentang kebudayaan daerah hanyalah informasi seadanya dari bacaan-bacaan
yang mereka hafalkan selama proses pemilihan. Walaupun tidak sedikit yang
mengakui potensi individual dan karakteristik dari pemenang duta wisata
tersebut. Namun, peranan dan kontribusi mereka sebagai duta wisata yang
notabene “ikon”nya daerah setempat masih jarang kita dengar. Sementara ini
tugas duta wisata masih samar-samar, seharusnya dilakukan perubahan terhadap
kriteria dan outcome-nya supaya duta wisata dapat menjadi sebuah ajang yang
benar-benar berguna. Terlebih pada kenyataannya pemenangnya belum mampu
membuktikan kalau mereka bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka
dapatkan.
Sebagai tambahan, fakta bahwa duta wisata mayoritas
berstatus pelajar dan mahasiswa, juga menyulitkan perkembangan ide dan
kontribusi mereka karena kesibukan pribadi. Lain halnya apabila mereka
dicutikan dan dipekerjakan untuk Dinas Pariwisata sebagai staf pengembangan dan
promosi pariwisata. Jadi untuk mengatakan bahwa duta wisata adalah pajangan
kurang lebih tepat. Sebab, setelah event duta wisata mereka tidak diberdayakan
dengan maksimal untuk keperluan Dinas Pariwisata sehingga pada akhirnya hanya
muncul pada saat acara-acara seremonial dan bagi-bagi amplop di kantor.
Untuk perbandingan dengan yang terjadi di luar negeri,
kebanyakan pemenang kontes serupa biasanya langsung terjun mengerjakan kegiatan
sosial yang membantu masyarakat yang dampaknya sangat besar. Dari memberikan
semangat kepada tim dance di sebuah universitas kecil, sampai menjadi juru
bicara berbagai organisasi sosial besar. Segala sesuatu yang dapat dikerjakan
pasti mereka laksanakan sesuai misi dan visi komite kontes dan juga pemenang
kontesnya. Lebih menarik lagi media juga ikut memberitahukan kepada masyarakat
tentang kontribusi dan hasilnya lewat majalah atau berita di televisi, sehingga
masyarakat mengetahui segala sesuatu yang telah dilakukan para pemenang kontes.
Harapan kita, duta wisata ke depan semakin berkembang
dan berfungsi sebagai duta pariwisata dan duta budaya. Sehingga bisa dilihat
hasilnya bukan hanya dilihat dari segi umum saja, karena kita tidak bisa
menilai segala sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja. Secara konkret,
seorang presiden pun tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalankan
dan mengatur sebuah negara. Apalagi hanya seorang duta wisata yang tidak mudah
mendapatkan segala fasilitas untuk melakukan promosi budaya dan promosi wisata.
Namun, perlu diakui bahwa ajang pemilihan duta wisata dapat membawa perubahan
dalam pribadi dan tingkah laku para generasi muda, karena setelah mengikuti
ajang pemilihan duta wisata, rasa cinta budaya menjadi semakin mengental di
dalam diri.
Mulai sekarang, seluruh duta wisata harus dapat
menunjukkan kalau memiliki niat baik dalam memberikan kontribusi bagi
daerahnya, karena belum terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Andaikan
tidak dilakukan, duta wisata hanya akan menjadi ikon pemborosan yang dilakukan
oleh pemerintah daerah setempat yang tidak dapat meninggalkan kesan apa pun
yang hilang tertelan waktu. (***)
Sebagai Seorang Duta Wisata, sudah seyogyanya
membuktikan bahwa seorang duta wisata memiliki kewajiban untuk menjalankan
tugasnya dengan baik, baik secara terstruktur maupun secara tidak.
Sumber Inspirasi:
0 Comments:
Posting Komentar