BThemes

5 September 2010

Indonesia Sahabat Malaysia


Dalam Kasus yang sedang gempar di bicarakan oleh dunia politik Internasional saat ini adalah tentang kasus ambalat yang kembali muncul, setelah sempat terhenti dan adem ayem, kasus ini kembali muncul pada Sabtu pagi (9/4). KRI (Kapal Republik Indonesia) Kedung Naga ditabrak kapal patroli Kerajaan Malaysia KD Rencong di dekat Karang Unarang, perairan Ambalat, Kaltim. Serta pada 13 Agustus 2010 di perairan kepulauan Riau yaitu penyanderaan 3 orang petugas Kementrian Kelautan dan Perikanan Riau oleh Polisi Diraja Malaysia karena menangkap 7 orang nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia, telah membuat reaksi yang keras bagi sebagian besar rakyat Indonesia. kita bisa melihat di berbagai pelosok negeri ini banyak sekali pemuda-pemuda Indonesia yang menolak keras atas pengklaiman Blok Ambalat oleh malaysia. Namun kenapa Mereka hanya mengklaim? Selain itu, Tak ada tindakan tegas (mungkin belum muncul) dari pemerintah tentang kasus ini, apakah pemerintah sama seperti rakyatnya yang hanya bisa untuk "berkoar-koar" namun tak bisa melakukan suatu hal yang kongkret? Dan real action?
Segala permasalahan bisa di selesaikan dengan jalan musyawarah atau damai, mungkin itu yang akan di sampaikan Presiden ke 6 RI yang terpilih “dua” kali oleh rakyat ini. Sebagai orang yang berpengaruh di dunia politik Indonesia, tentunya beliau tidak akan seenaknya dalam membuat keputusan, yang akhirnya bisa berdampak buruk untuk masyarakat serta NKRI. Semenjak kasus ini muncul, hingga beberapa bulan setelahnya, tak ada respon dari pemerintah tentang kasus Ambalat ini.
Tapi pada 01 Agustus 2010 kemarin, akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sikap resmi terhadap konflik Indonesia-Malaysia. Sayangnya, SBY dinilai gagal menunjukkan sikap tegas posisi Indonesia terhadap Malaysia. Meski, ada pula sejumlah pihak yang memuji. Demikianlah sebuah keputusan yang pasti akan menimbulkan pro dan kontra (padahal itu SBY sudah berfikir masak-masak atas keputusannya, masih ada saja kontra yang bergejolak)
Memang banyak yang mendukung sikap pemerintah, ada juga yang menolak mentah-mentah sikap yang di nyatakan oleh pemerintah.
Menurut Pengamat Hukum Internasional UI Depok, Haryadi Wirawan : “Pidato Presiden SBY adalah materi penjelasan situasi terkini ke Tentara Nasional Indonesia (TNI). SBY mencoba meredam emosi TNI dengan menjelaskan langsung di markas TNI tersebut. SBY menanyakan kesiapan TNI. Tapi SBY lantas menjelaskan duduk persoalan kepada TNI atas situasi senyatanya. SBY mencoba menjelaskan untung ruginya jika mengambil langkah tegas. Karena sebagian perwira tinggi TNI sangat tidak puas atas penanganan beliau terhadap kasus ini. Sikap SBY mengikis kedigdayaan Indonesia.”
Pidato presiden tentang Malaysia sama sekali telah diperkirakan akan seperti itu, baik materi maupun isi. Namun pertanyaan publik tetap tak terjawab yaitu bagaimana sikap kita terhadap tingkah laku Malaysia.Di mana Malaysia berulang kali menguji kesabaran Indonesia sebagai tetangga yang berdaulat dengan melangkahi batas-batas toleransi. Presiden bahkan cenderung menyalahkan beberapa elemen masyarakat yang dengan tegas dan berani melakukan penyikapan terhadap sikap Malaysia ini. Kita sendiri merasa rendah diri berhadapan dengan Malaysia, karena banyaknya rakyat kita yang mencari makan di negara itu. Malaysia melihat kita lemah bahkan mungkin lebih dari itu. Jangankan dengan Malaysia, dengan Singapura saja kita sering bersikap lemah. Di akui atau tidak, Malaysia merupakan investor terbesar Indonesia selama ini. Selain itu ada lebih dari 2000 WNI Indonesia yang memang mencari nafkah di negeri tetangga tersebut. Apa mungkin karena kasus ini, Indonesia akan melakukan gencatan senjata? Mungkin dalam benak pemerintah saat ini adalah, apa yang akan terjadi kedepan jika Indonesia melakukan gencatan senjata?
Ada pertanyaan yang lebih menohok lagi selain itu, bagaimana nasib 2000 WNI yang bekerja di Malaysia jika kita berperang (sesuai yang di inginkan beberapa LSM)? Dan bagaimana nasib politik dan ekonomi di kedua Negara tersebut?
Permasalahan ini tak semudah membalikkan telapak tangan! Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai warga Negara yang baik? Yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi?
Apa warga Indonesia harus bertindak anarkis? Atau melakukan hal yang tak terpuji? Seperti melakukan pemblokiran jalan untuk mensweeping dan mengusir warga Negara Malaysia yang di lakukan oleh LSM BENDERA pada 4 september di Jakarta? Atau mungkin melakukan aksi unjuk rasa dengan cara orasi dan pembakaran bendera Malaysia di depan gedung DPRD Provinsi Banten Jl. Raya Palima Serang, yang di lakukan oleh ratusan anggota Forum Bersama Laskar Merah Putih (FBLMP). Di akui atau tidak Negara kita telah bebas mengapresiasikan demokrasi nya, tapi apa kita harus bertindak anarkis? Meskipun demokrasi tidak di batasi?
Tentu jawaban yang saya lontarkan adalah TIDAK! Indonesia memang sedang tertindas karena kasus ini (bisa di katakan seperti itu), tapi kita tidak harus bertindak anarkis, seperti melakukan aksi pembakaran bendera Malaysia. Sebuah bendera suatu negara bukanlah hanya sebatas selembar kain yang di berikan warna dan di pajang ketika hari-hari tertentu seperti independent day, pun ini juga merupakan salah satu ideology yang harus di jaga dan di hargai oleh semua warga Negara. Butuh pengorbanan dan harga diri untuk mendapatkannya. Sekarang yang perlu kita tanyakan adalah “apa yang akan kita rasakan jika Bendera merah putih” di bakar oleh Negara lain?
Di akui atau tidak, kita bisa mengamati beberapa Warga Indonesia cenderung bersikap gegabah dan tidak memikirkan jangka panjang dalam menyelesaikan sebuah kasus, baik itu kasus kecil maupun kasus besar. kita perlu mawas diri dalam menghadapi sebuah kasus, apalagi yang berhubungan dengan jati diri bangsa! Jangan hanya ketika kita di ambil baru kita bertindak (ingat kasus tari pendet? Batik? Tempe? Dan sebagainya?)
Kita bisa melihat respon warga Malaysia atas kasus ini; apa mereka bertindak anarkis dalam menyikapi sebuah kasus?
Sahabat saya bertanya kepada orang malaysia, yang pastinya tentang kasus ambalat ini, apa yang mereka katakan tak sesuai dengan apa yang ada di pikiran saya. tidak sama dengan apa yang seperti dilakukan oleh rakyat-rakyat indonesia., mereka seperti menyerahkan sepenuhnya dan mempercayakan sepenuhnya kepada pemerintah. Masyarakat Malaysia yakin dengan kemampuan pemerintah mereka akan dapat menyelesaikan kasus ini dengan baik dan mereka pun memberikan suatu dukungan penuh terhadap pemerintahnya. Dan mereka pun melakukan hal-hal lain yang lebih penting dari pada harus "berorasi dan bertindak anarkis”.
Sungguh diluar dugaan!!
Apa pendapat kalian tentang apa yang telah dilakukan oleh masyarakat malaysia mengenai kasus Ambalat ini ?? apa kita memang harus berperang?
Malang, 05 September 2010, 02.06 WIB

0 Comments:

Posting Komentar