Suara
adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang penyiar. Dengan modal
suara, penyiar dapat menyampaikan pesan pada pengdengranya, pesan berupa
tuturan ini harus terdengar jelas dan dapat dimengerti oleh pendengarnya. Oleh
karena itu, seorang penyiar tidak hanya sekedar memiliki suara yang sudah
terolah dengan baik (berkualitas) tapi seorang penyiar atau calon penyiar harus
menguasai teknik memaksimalkan kemampuannya dalam mengolah vocal. Sehingga
diharapkan dengan seringnya melatih vocal, akan memunculkan kepribadian udara
yang menarik (Pleasant air personality). Kepribadian udara yang menarik
dapat terwujud antara lain dalam bentuk olah vocal yang baik, tidak memiliki
aksen daerah, lancer dalam menyampaikan sesuatu kepada penyiar dan tidak
memiliki cacat vocal serta memiliki kondisi prima.
Setelah
memiliki kepribadian udara yang menarik, seorang penyiar harus berwawasan luas,
karena kelancaran bicara seorang penyiar tergantung pada wawasan penyiar. Bagi
penyiar yang tidak memiliki wawasan atau pengetahuan yang banyak dan atau luas,
biasanya kata-kata yang disampaikan seorang penyiar akan monoton, garing,
cuma “say hello” atau sering mengulang kata yang sama dalam menyampaikan
sesuatu, atau hanya kirim-krim salam lalu memutar request dari pendengar. Hal
ini harus dihindari oleh Announcers. Lalu, untuk memiliki wawasan yang
luas, penyiar harus rajin membaca media cetak seperti koran harian, majalah,
artikel, buku, serta melihat segala jenis berita di televisi dan atau
mendengarkan radio dan acara lainnya. Lebih baik lagi jika penyiar sering ikut
hadir dalam acara diskusi, seminar, dan semacamnya.
Selain
memiliki kepribadian udara yang baik dan berwawasan luas, seorang penyiar
haruslah cerdas yakni mampu berfikir taktis, luwes dan strategis. Ini sangat di
perlukan oleh seorang penyiar karena seorang penyiar akan berinteraksi dengan
pendengar. Seorang penyiar kadang menghadapi pendengar yang terkesan memaksa
untuk request lagu, atau pendengar yang tidak mau berhenti berbicara dan
lain-lain. Hal seperti ini kemungkinan bisa terjadi, dan untuk menghadapinya
diperlukan langkah-langkah taktis, strategis dan luwes dengan menjadi orang
cerdas. Yang terakhir adalah seorang penyiar harus memiliki rasa seni dan rasa
humor yang tinggi, karena siaran adalah seni yang sesungguhnya merupakan sebuah
proses berkesenian, siaran menggabungkan seni bicara, seni memilih kata, seni
memilih dan merangkai lagu, seni mempengaruhi orang lain dan seni-seni lainnya.
Rasa humor juga sangat berperan penting untuk menjaga agar siaran tidak garing
atau flat dan terkesan membosankan. Namun yang perlu diperhatikan
adalah tidak boleh mengungkapkan humor yang jorok, vulgar dan slapstick,
mempermainkan cacat fisik, menyinggung SARA dll. Hal itu akan berakibat buruk
dan merendahkan kredibilitas penyiar yang bersangkutan, seta radio tempat dia
siaran.
Nah,
sekarang kita sudah mengetahui segala bekal tentang menjadi seorang penyiar,
yang dibutuhkan selanjutnya adalah konsisten untuk berlatih, berlatih dan
berlatih untuk menjadi the best professional Announcer.
0 Comments:
Posting Komentar