Eksotisme Segitiga
Berlian yang mengagumkan
Oleh : Nanang Mutasim Billah (Raka Raki Jawa Timur 2011)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
SELAYANG PANDANG KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten
Banyuwangi menyimpan
keindahan alam yang sangat luar biasa, tidak salah apabila banyak wisatawan
yang menjadikan Kabupaten Banyuwangi
sebegai pilihan wisata ketika liburan atau jalan-jalan,. Hal ini karena banyak
sekali tempat wisata khususnya panorama alam yang siap dijelajahi. Beberapa
tempat wisata Banyuwangi
yang paling banyak dikunjungi ialah: Kawah Ijen, Watu Dodol, Pantai
Sukamade, Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Rajegwesi, Pantai Plengkung, Pantai
Bedul, dan lain-lain. Memang dibutuhkan waktu agak lama untuk bisa menikmati
aneka wisata Banyuwangi ini,
dikarenakan tempatnya yang berjauhan. Tetapi setelah sampai di tujuan wisata
tersebut, bisa dipastikan mata dan hati wisatawan akan terpuaskan oleh eloknya
panorama ciptaan Sang Maha Pencipta yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi
“the sunrise of Java”.
Terhampar
di wilayah seluas 5.800 km persegi, Banyuwangi memiliki
topografi yang lumayan komplit; mulai dari dataran rendah hingga pegunungan,
untuk ditanami berbagai tanaman industri. Tidak hanya tanahnya yang subur,
Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor
pariwisata. Selain "segi tiga berlian": Kawah Ijen, Pantai
Plengkung, dan Pantai Sukamade, di Banyuwangi terhampar
banyak lokasi wisata yang sanggup menjadi “magnet” para pelancong.
Buku
"Informasi Pariwisata Nusantara" terbitan Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata tahun 2005 menyebutkan di Kota Banyuwangi sendiri
terdapat Museum Blambangan, tepat di depan alun-alun di Jalan Sritanjung
(yang kini berada di Area pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi), yang memamerkan koleksi barang-barang perkakas berusia ratusan
tahun yang terbuat dari gerabah atau perunggu serta bermacam kitab kuno. Selain
itu, bagi wisatawan yang berminat menikmati suasana perkebunan, alternatif
pilihan demikian beragam di Banyuwangi. Ada Kebun Kandeng Lembu di Kalibaru,
perkebunan di Kecamatan Glenmore, Kaliklatak di lereng Gunung Merapi, Kalibendo
dan objek agrowisata di Kaliselogiri.
Perkebunan
di Kaliklatak adalah perintis wisata agro di Tanah Air. Terletak di lereng
Gunung Merapi, atau 15 km barat kota Banyuwangi, objek wisata perkebunan ini
memiliki luas sekitar 100 ha dan dikelola oleh perusahaan swasta. Komoditas
utama dari kawasan Kaliklatak antara lain berupa kopi, coklat, karet, cengkeh,
dan rempah-rempah.
Hal
yang unik dari Banyuwangi
adalah terdapatnya dua taman nasional yang berfungsi aktif sebagai wahana
konservasi flora dan fauna, yakni Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Taman
Nasional Meru Betiri (TNMB).
Objek
wisata air mancur juga ada di Banyuwangi. Air mancur alami yang mengucur di
dekat pantai terletak di kawasan Pancur yang masih berada di Taman Nasional
Alas Purwo sangat tepat untuk berteduh dan bersantai sembari menikmati
suara deburan ombak serta melihat binatang liar dari hutan.
Pada
Taman Nasional Alas Purwo terdapat beberapa gua yang digunakan sebagai tempat
untuk bermeditasi oleh kalangan supranatural. Gua sakral seperti Gua Istana dan
Sendang Srengenge berada sekitar 2 km saja dari Pancur. Sementara tak jauh dari
Pancur, terdapat karang hitam (karang mati) yang lebih dikenal dengan sebutan
Karang Ireng, lengkap dengan pantai berpasir gotrinya.
Gua-gua
lain yang kerap dijadikan tempat bersemedi para lelono, sebutan bagi
orang yang bermeditasi di sana, adalah Gua Padepokan dan Gua Putri.
Perjalanan
menuju gua-gua itu sangat mengesankan karena wisatawan berjalan di bawah
rimbunnya Hutan Alas Purwo, bahkan tak jarang mereka juga terpaksa
melintasi sungai kecil serta merangkak di bawah rumpun bambu yang tumbang.
Di
Taman Nasional Alas Purwo juga ada sebuah pura peninggalan sejarah, yang hingga
kini masih dipakai oleh umat Hindu di Banyuwangi untuk upacara keagamaan
Pagerwesi setiap 210 hari sekali. Memandangi tingkah polah satwa-satwa yang
sedang merumput juga bisa dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo. Tepatnya di
pos Sadengan, padang penggembalaan seluas 80 ha siap menjadi lokasi banteng,
kijang, rusa, babi hutan, dan berbagai jenis burung bersantap pada pagi dan
sore hari.
Berjarak
20 km dari Kota Banyuwangi,
ada Pulau Tabuhan yang luasnya 5 ha dan memiliki pemandangan taman laut yang
indah dengan batu karang yang menjadi rumah bagi ribuan ikan karang, udang, dan
tumbuhan laut lainnya.
Di
dekat Desa Ketapang, Kecamatan Giri, hamparan pasir putih Pantai Watu Dodol begitu
indahnya bahkan pengunjung bisa melihat Pulau Bali yang hanya dipisahkan oleh
Selat Bali dari Banyuwangi.
Selain
wisata Alam dan Agrowisata, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki wisata budaya
yang mempesona dan menampilkan atraksi khas dari daerah Jawa bagian timur ini. Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi mengemas wisata budaya Banyuwangi dalam “Kalender wisata
2011 Kabupaten Banyuwangi” yang menjelaskan tentang event yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk lebih mengenalkan wisata budayanya
pada masyarakat.
1.2.
Prioritas utama pengembangan Pariwisata
Banyuwangi
Beberapa
tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempromosikan pariwisata Alam
unggulannya yang berada di tiga daerah yang diberi nama segitiga berlian atau Triangel
Diamond. Segitiga Berlian terdiri atas:
● Kawah Ijen di Area
Taman Nasional Baluran, Licin
● Sukomade di Area
Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran
● Plengkung di Area
Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo
Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata unggulan
di Banyuwangi, Jawa Timur. Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan
ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini
memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak
bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang
misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer
mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif,
belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo dan
Baluran serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar
paduan destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki
oleh kawasan manapun di dunia.
1.3.
Peran Pemerintah Daerah dalam
pengembangan Pariwisata Banyuwangi
Potensi
Pariwisata Banyuwangi banyak yang belum tergarap secara maksimal, namun apabila
penanganannya benar dan tepat saran akan mendatangkan nilai ekonomis yang besar
dari dunia pariwisata. Banyak hal menarik yang mendapat kajian serius dari Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, dalam bidang pariwisata Pemerintah memberikan perhatian
penuh secara detail. Pemerintah menyadari bahwa beberapa infrastuktur yang ada
di setiap destinasi masih jauh dari standart internasional, terutama kawasan
segitiga berlian. Saat ini pembangunan pariwisata alam , skala prioritas
diarahkan ke ijen, berupa pembangunan infrastruktur jalan dan lampu.
Disamping
itu agar lebih mengenalkan pariwisata Banyuwangi pada masyarakat dunia, Bupati
meminta agar Web pariwisata Banyuwangi terus disempurnakan. Karena web
merupakan salah satu jendela dunia, dimana wisatawan internasional mudah dan
murah mengaksesnya bila ingin berkunjung ke Banyuwangi. Semisal diekspose
gambar-gambar maupun artikel yang menarik dan interaktif. Perhatian Bupati juga
ditujukan kepada para seniman, Bupati meminta Kadis Pariwisata dan Kebudayaan
agar penghargaan kepada seniman ditingkatkan. Media lain yang bisa pula
dijadikan sarana promosi pariwisata adalah buku, Bupati berharap dapat
diterbitkan buku seni minimal 2 buah tahun ini, juga agar dirancang Newsletter/info
pariwisata cukup 1 saja tetapi dengan kualitas baik dan eksklusif dalam
tampilan maupun isi.
Dengan
memegang buku yang menarik dan eksklusif, akan menciptakan daya minat wisatawan
berkunjung ke Banyuwangi. Disamping itu program Famtrip agar diintegrasikan
dengan penerbangan. Outlet kerajinan pada pariwisata. Pembangunan MCK di lokasi
pariwisata, minimal 1 unit di Kemiren. Juga menjadi kajian Bupati. Dan meminta
Dinparbud mengusulkan pada PAK APBD 2011. dalam pembuatan MCK Bupati
mengarahkan supaya dikoneksi dengan rumah penduduk dan disurvey dari sekarang.
Dinas pariwisata dan Dinasperindagkop agar melakukan kajian dan survey pasar
untuk pembangunan rest area internasional. Yang bersifat terintegrated dengan
kegiatan ekonomi lainnya. Selain pariwisata, Bupati mengapresiasi usulan
diadakannya Festifal Budaya dan menginstruksikan segera diadakan koordinasi
dengan panitia JFC (Jember Fashion Carnaval). Jika JFC lebih cenderung pada Pop
Art, kita menampilkan sisi budaya.
Promosi
dalam dunia pariwisata ibarat dua sisi dalam satu mata uang, dan ini sangat
disadari sehingga sarana multi media juga mendapat perhatiannya seperti dibuat
rekaman potensi wisata yang bagus agar dishooting, dibuat CD, sebagai bahan
informasi di kapal. Membuat display tampilan promosi tidak semudah yang
dibayangkan, dibutuhkan sentuhan pikiran seorang advertazer agar hasilnya mampu
menyita perhatian orang pada pandangan pertama. Sementara itu, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kab Banyuwangi juga melakukan promosi dibidang pariwisata dan
budaya, dengan membuat Guide book untuk wisatawan, mengikuti pameran budaya
baik nasiona maupun internasional, serta mengikuti kegiatan promosi wisata dan
budaya dengan mengirimkan delegasi dalam perlombaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KAWAH IJEN DAN PESONA BELERANGNYA
Kawah
Ijen merupakan kawasan wisata alam yang memberikan eksotisme kawah sulfur yang
mengagumkan. Kawah Ijen merupakan prioritas utama pengembangan wisata di
Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012; dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi bekerjasama dengan semua pihak terutama Dinas Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur untuk pengembangan Kawah yang mampu
mengasilkan sulfur antara 6 – 7 ton perharinya.
Kawah
Ijen berada di kecamatan Licin, 45 KM dari kota Banyuwangi. Secara geografis,
Kawasan wisata Kawah Ijen yang berada di area Taman Nasional Baluran (TNB) ini
bisa di tempuh melalui dua jalur, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten
Bondowoso. Melewati kawasan Banyuwangi, wisatawan bisa menikmati pemandangan
Hutan Lindung yang didalamnya terdapat hewan dan tanaman yang di lindungi dan
dibudidayakan, Area Camping, serta Cottage. Pada dasarnya, jalan akses dari Banyuwangi ke gunung ijen relatif sudah
sangat baik untuk dilewati berbagai jenis kendaraan. Bahkan kendaraan roda 2
dapat dengan mudah melewatinya. Hal itu karena jalan disepanjang pintu masuk
yang berada di desa jambu ke kawasan wisata gunung ijen sampai dengan pos
terakhir di Paltuding sudah beraspal.
Untuk mencapai Gunung Ijen dari Banyuwangi,
wisatawan bisa mengendarai angkot trayek dengan jalur Banyuwangi - Licin – Jambu yang berjarak kurang lebih 45
km. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, dengan ojek atau menyewa mobil. Paltuding merupakan Pintu gerbang utama ke
Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam). Bunga edelweis juga dapat ditemui di sepanjang
bulan juli sampai september, dibulan-bulan ini bunga abadi ini mulai tumbuh dan
bersemi.
Ketika mendaki pengunjung akan melewati Pondok Bunder
yang dibangun pada masa pemerintahan hindia belanda, berbentuk setengah
lingkaran sehingga lebih dikenal dengan pondok bunder ( bentuknya lingkaran )
fungsi utamanya untuk mengukur curah hujan. Lingkungannya sejuk dengan
pemandangan Kaldera Pegunungan ijen raksasa ( G. Raung, G. Rantai, G. Suket,
dan G. Papak ), disini juga merupakan bird waching area.
Dari Paltuding, wisatawan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 3 km. Lintasan
awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan
kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir
sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan
agar tidak merosot ke belakang. Setelah beritirahat di Pos Bunder ( pos yang
unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai.
Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang
sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu
yang lumayan terjal sejauh 250 meter.
Pemandangan menjadi sangat unik ketika dari celah celah
tebing curam terlihat begitu banyak para penambang belerang yang naik turun di
sela-sela lereng kawah. Sekitar kurang lebih 100 orang membawa bebatuan
kekuning-kuningan yang diatas pundaknya terlentang sebatang bambu dengan
sejenis keranjang bambu yang dipenuhi puluhan kilogram belerang didalamnya yang
tergantung disisi kanan kirinya. Beban yang dipikul memiliki berat yang beragam
mulai 80 kg sampai dengan 120 Kg. tiap orang mondar-mandir, menggali belerang,
naik turun, menuruni lereng beberapa kilometer sebelum beban dijual
dipelelangan, dalam sehari dapat terkumpul belerang berkisar 6 sampai 7 ton.
Itulah pemandangan alami kawah ijen kesehariannya.
Selain menjadi wisata Alam, Kawasan wisata kawah Ijen
sangat cocok untuk wisatawan yang memiliki hobi mendaki gunung, dan wisata
edukasi; dalam hal ini dikawasan ini wisatawan juga bisa melakukan penelitian
tentang tanaman dan unsur-unsur belerangnya.
Di
area Paltuding yang merupakan pos terakhir sebelum pengunjung melakukan pendakian ke puncak, di
sediakan kedai tradisional yang telah tersedia beberapa warung makanan dan juga penginapan serta terdapat
pula camping ground. Disepanjang pendakian ke puncak juga terdapat warung
sederhana yang menjual makanan.
Dalam
masalah penjualan tiket masuk; tidak ada perbedaan antara wisatawan Asing dan
Lokal, informasi harga tiket dan fasilitas penunjang:
§ Tiket: Rp. 15.000/ person.
§ Camera Rp. 30.000,-/camera.
§ Fasilitas:
§ Traditional Cafeteria
§ Toilet
§ Camping Area / Camping ground
§ Pondok Bunder
|
§ Guides
§ Information Center
§ Parking Area
§ Cagar Alam Kawah Ijen
|
2.1.1. Analisa Strategik Kawah Ijen dengan
sistem SWOT
a. Strength of Ijen Crater
Kawah ijen yang berada di ketinggian 2.386m dpl,
merupakan kawah danau terbesar dipulau jawa, kawahnya berbentuk ellips dengan ukuran kurang lebih 960 x 600 m
dengan ketinggian permukaan air danau kurang lebih 2140 m dpl dengan kedalaman
danau kurang lebih 200 m serta merupakan danau terasam didunia dengan ph 0,5.
Kawah belerang berada dalam sulfatara dengan
kedalamannya 200 m dan mengandung
kira-kira 36 juta meter kubik air asam beruap, diselimuti kabut berbau belerang
yang berputar-putar diatasnya. Didalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu
belerang dapat ditemukan. Sungguh, kawah ijen merupakan taman batu belerang
yang indah.
Seperti halnya pemandangan di puncak gunung – gunung
lainnya, pengunjung dapat melihat pemandangan yang menghampar luas kearah selat
bali, serta pemandangan gunung lain yang ada di sekitar gunung ijen. Gunung
ijen memiliki tetangga lain yaitu Gunung Merapi, Gunung Widodaren, Gunung Ranti
dan Gunung Papak. Yang dapat dilihat dari pos paltuding.
Pesona
Kawah Ijen tidak tertandingi dengan pesona Kawah sulfur di seluruh dunia dan
merupakan tempat tujuan wisatawan internasional kedua di Jawa Timur setelah
Gunung Bromo.
b. Weakness of Ijen crater
Hampir
semua tempat wisata di Jawa Timur memiliki kekurangan, ada yang memiliki
kekurangan yang sangat significant dan ada yang masih standart dari segi
fasilitas yang tersedia disebuah destinasi, baik dalam infrastruktur atau accesibility
nya. Seperti di Area Kawah ijen, untuk wisata kelas dunia yang memiliki daya
jual yang tinggi dan tidak bisa di tandingi keindahannya oleh tempat wisata
lain di Indonesia, wisata ini memiliki kekurangan di bidang infrastruktur,
terutama di kawasan Paltuding dan accesibility jika di lewati dari jalur
Kabupaten Bondowoso, meskipun bisa di lalui oleh seluruh transportasi, kondisi
jalan dari Kabupaten Bondowoso masih lebih buruk dari dari jalan yang dari
Kabupaten Banyuwangi. Banyak jalan yang berlobang dan pepohonanyang tidak
terawat menghalangi jalan bagi wisatawan yang melewati jalur Bondowoso. Serta
kondisi infrastruktur di area Paltuding yang juga tidak terawat, seperti
kotornya toilet dan area camping ground yang kumuh dan tak terawat.
Hal
lain yang tidak bisa lepas dari tempat wisata internasional adalah adanya
supporting infrastruktur yang belum tersedia di area Kawah Ijen, seperti rumah
sakit, money changer, penjualan Souvenir khas, dan juga attraction yang
juga sangat penting bagi wisatawan. Selain itu, apabila dibuat trap tangga dari
Paltuding hingga tempat penimbangan belerang, atau disiapkan paket wisata
berkuda seperti di Bromo, kawasan ini akan semakin menarik dan akan semakin
banyak wisatawan yang menjadikan kawasan Kawah Ijen sebagai tempat tujuan utama
di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
Hal
kecil namun sangat penting adalah peranan pemerintah dalam mempromosikan Kawah
Ijen kepada khalayak, sejauh ini, media promosi dan informasi yang dilakukan
oleh pihak terkait kurang maksimal dan juga kurangnya kerjasama jejaring
pariwisata juga sangat berpengaruh untuk meningkatnya kunjungan wisatawan asing
dan lokal ke kawasan Ijen ini. Seharusnya promosi Kawah Ijen berupa penunjuk
arah dan gambar ada di daerah strategis yang mudah di jangkau oleh wisatawan
seperti daerah penyebrangan Jawa-Bali(ketapang), stasiun, terminal, bandara dan
pusat perbelanjaan. Sejauh ini, promosi wisata ini, masih terkesan
setengah-setengah dan tidak maksimal, seperti tidak lengkap nya informasi dan
gambar tentang Kawah Ijen baik di Web resmi Pemerintah dan Guide Book yang ada.
c. Opportunity of Ijen Crater
Kabupaten
Banyuwangi yang berada di daerah paling timur di Jawa Timur sangat strategis,
lokasi ini bisa menjadi keuntungan untuk Banyuwangi. Jika menggunakan jalur
darat, kawasan utara Banyuwangi, yakni Ketapang merupakan over land
wisatawan asing setelah mengunjungi Jogjakarta atau Bromo dan melanjutkan
berkunjung ke Pantai Bali.
Kondisi
ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh jejaring pariwisata untuk menarik
wisatawan asing dan lokal untuk berkunjung ke Kawah Ijen atau tempat wisata
lain yang ada di Kabupaten Banyuwangi, dan memberikan pelayanan ekstra bagi
wisatawannya. Apabila jejaring pariwisata bisa mengkreasi dan menggunakan
kesempatan ini dengan maksimal, bukan tidak mungkin Banyuwangi bisa menjadi
salah satu tempat tujuan utama di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
d. Treath of Ijen Crater
Selain
memiliki keuntungan atau kesempatan dengan strategisnya lokasi Kabupaten
Banyuwangi yang menjadi over land, Kawah Ijen atau tempat wisata alam
lain yang ada di Banyuwangi memiliki ancaman yang sangat mencolok. Fenomena
Bromo yang mendunia bisa jadi menjadi tamparan bagi pariwisata Banyuwangi dan
wilayah di Jawa Timur setelah Gunung Bromo, karena tidak semua wisatawan asing
yang akan mengunjungi Bali memilih jalur tarnsportasi darat; karena tidak
sedikit dari mereka yang melewati Jalur udara, atau tidak semua wisatawan yang
mengunjungi Bromo akan menuju ke Bali. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama
pihak pengelola Kawah Ijen atau pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Travel
Agent yang ada di luar Banyuwangi dan juga pemerintah daerah atau kotamadya
lain; seperti Malang, Surabaya dan Pasuruan.
2.2. PANTAI PLENGKUNG DAN PESONA OMBAKNYA
Pantai
Plengkung berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo; terletak di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi yang
melewati beberapa Pantai Indah; termasuk Grajagan, Ngagelan, dan
Trianggulasi. Dari Plengkung
atau G-Land, wisatawan dapat meluncur ke arah utara, sekitar 8 km, menuju
Pantai Pancur.
Plengkung atau yang dikenal oleh wisatawan mancanegara
dengan nama G-Land merupakan surga bagi para peselancar profesional dari
dalam negeri ataupun mancanegara. Huruf G berasal dari kata Grajagan, nama dari
sebuah teluk yang memiliki ombak yang besar. Namun G-Land memiliki berbagai
konotasi, antara lain: “Green” merujuk pada lokasinya yang berhimpitan
dengan hutan primer yang masih alami; “Great“, merujuk pada ombaknya
yang merupakan salah satu ombak terbaik di dunia untuk olahraga selancar.
G-Land dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang masih alami. Bulan Mei
sampai Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing.
Untuk
menuju ke Pantai plengkung, bisa dilalui dengan dua jalur yakni:
Lewat Darat : Banyuwangi-Kalipahit (59 Km) naik Bus,
Kalipahit-Pasaranyar (3 Km) dengan ojek atau menyewa mobil, Pasaranyar
Trianggulasi-Pancur (15 Km), Pancur-Plengkung (9 Km) dengan Mobil Khusus.
Lewat Darat-Laut : Banyuwangi-Benculuk (35 Km) naik Bus
atau kendaraan umum lainnya, Benculuk-Grajagan (18 Km) dan Grajagan Plengkung dengan
Speet Boat.
Kedua jalur menuju Plengkung tersebut semuanya tidak ada
masalah. Jika pengunjung memilih melalui Grajagan penginapan di pantai Grajagan
tersedia, dan para pengunjung bisa menikmati keindahan pantai Grajagan sebelum
berangkat ke pantai Plengkung.
Harga
tiket masuk dan fasilitas untuk Pantai plengkung apabila melewati Taman
Nasional Alas Purwo adalah:
• Ticket : Rp. 2.000 – s/d Rp. 15.000,-
• Facilities :
• G-Land
• Pasir Putih
• Pura Giri Salaka
|
• Home stay
• Parkir
• Taman nasional Alas Purwo dan satwa
liarnya
|
2.2.1. Analisa Strategik Pantai Plengkung
dengan sistem SWOT
a.
Strenght of Plengkung Beach
Plengkung
merupakan surga kedua dunia bagi para pecandu surfing setelah Hawai, Amerika.
Dari segi tinggi ombak, pantai plengkung berada di posisi kedua setelah Hawai,
Ketinggian ombak di Hawai mencapai sekitar 12 Meter, sedangkan di Plengkung
sekitar 9 Meter. Namun dari segi panjang gulungan ombak, Plengkung lebih unggul
atau lebih panjang dari pada Hawai.
G-Land menawarkan olahraga surfing yang paling digemari oleh para pesurfer dan
disarankan hanya untuk para pesurfer profesional karena ombaknya yang dapat
mencapai 9 meter.
Terdapat beberapa fasilitas yang masih alami yang
disediakan untuk wisatawan seperti hotel dan restaurant. Di pantai ini tersedia
bumi perkemahan (Camping Ground) untuk mereka yang senang berkemah di
tepi pantai. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan tepi pantai yang tersusun
dari pecahan karang hitam dan pasir gotri (pasir ringan dari pecahan karang dan
kerang yang berbentuk kerikil-kerikil).
b. Weakness of
Plengkung Beach
Kawasan
wisata pantai plengkung bisa juga dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata
utama yang yang ada di Jawa Timur, dengan segala potensi yang dimiliki pantai
ini. Namun, medan dan prasarana menuju ke Pantai ini kurang mendukung, terutama
jalan darat serta prasarana yang tidak berstandart internasional untuk pantai
yang memiliki potensi Internasional.
Sama
halnya di kawasan wisata Kawah Ijen, di area pantai plengkung tidak tersedia
beberapa sarana yang menunjang, baik Main infrastructure atau supporting infrastructur,
seperti tidak adanya penjualan souvenir, atraction dan sebagainya. Jalan
menuju plengkung pun rusak berat dan sangat sulit di jangkau oleh wisatawan
yang berangkat dari Taman Nasional Alas Purwo.
c.
Opportunity of Plengkung Beach
Pesona
Ombak tertinggi nomer dua di dunia merupakan aset yang sangat berharga bagi
Banyuwangi yang tidak bisa di tiru oleh daerah manapun. Sebagai pemilik Pantai,
sudah seharusnya jejaring pariwisata mencanangkan untuk menyediakan sarana dan
prasarana penunjang bagi wisatawan dari jalur darat, misalnya membenahi jalan
yang rusak atau menyediakan kendaraan off road, motor trail, atau penyewaan
kuda, dan lain lain. Apabila sarana dan prasarana menuju ke Pantai Plengkung
maupun di kawasan pantai plengkung sudah terjaga dan terbenahi serta kerjasama
maksimal antara jejaring pariwisata dengan tersedianya hotel berkelas yang
menggunakan sistim ekotourism, bukan tidak mungkin akan ada banyak wisatawan
yang berkunjung ke Pantai Plengkung dan menjadikannya sebagai tujuan wisata
dunia.
d.
Treath of Plengkung beach
Pada
dasarnya, para peselancar atau
wisatawan berangkat dari
Bali, melalui Banyuwangi langsung ke G-Land atau ke Grajagan, kemudian
menyewa boat ke pantai Plengkung. Untuk menginap tersedia Cottage dan Jungle
camp dekat pantai bagi para pengunjung. Namun kenyataannya,
menurut data yang ada, sudah lebih dari 1200 wisatawan asing yang mengunjungi
kawasan ini tapi tidak melewati Banyuwangi, melainkan melewati Bali (Sumber:
Radar Banyuwangi, 19 Februari 2011). Fenomena ini bisa merugikan Banyuwangi
dari segi pendapatan akhir daerah (PAD), karena para wisatawan memasuki kawasan
ini dari jalur Laut (Bali).
2.3.PANTAI SUKOMADE dan PENAKARAN PENYUNYA
Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah.
Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Pohon
karet, kopi dan coklat ditanam di tanah
perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade merupakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan
dengan penangkaran penyu. Perjalanan malam hari ke pantai Sukomade menjadi tak
terlupakan bagi wisatawan. Jarak Pantai Sukomade kira-kira 98 km ke arah barat daya dari kota
Banyuwangi; meliputi perjalanan dari Kota Banyuwangi menuju ke kecamatan
Pesanggaran (60 km) kemudian dilanjutkan ke Sarongan (20 km) dengan angkutan
umum atau truk. Lalu dari Sarongan wisatawan menuju ke Pantai Rajegwesi, teluk Hijau dan Sukomade (17 km).
Kawasan
Pantai Sukomade dikelilingi oleh Taman Nasional Meru Betiri (TNBM) yang
berbatasan dengan kabupaten Jember, akses menuju daerah ini menggunakan bus ke Pesanggaran dan dari sana dilanjutkan dengan mengendarai bus kecil ke Sarongan atau dengan truk ke Sukamade dan
bisa terus ke Rajagwesi. Izin memasuki kawasan TNMB bisa didapat di kantor PHPA
di Sarongan. Akomodasi bisa menggunakan pondokan milik PHPA di Sukamade. Atau
bisa berkemah di dalam kawasan dengan bantuan pemanduan dari petugas PHPA. Para
penjaga TNMB menyelenggarakan berbagai ekspedisi ke dalam taman;
di antaranya Sarongan ke Bandealit
selama tiga hari, atau sekedar jalan-jalan ringan Sukamade ke teluk tempat
penyu bertelur yang hanya sekitar satu jam. Rekreasi pemandangan indah dengan
pantai menawan bisa dilakukan di Teluk Hijau.
Menurut
data laporan penelitian WWF (World Wide Fund
for Nature), Penyu hijau yang
paling umum bersarang di Sukamade, dan dari data kadang ada beberapa jenis yang absen
bertelur selama beberapa tahun, namun kemudian kembali lagi. Jumlah wisatawan
sejak awal 80an terus meningkat ke Sukamade. Upaya untuk mempertahankan
kelestarian tempat bertelur penyu dilakukan dengan menghambat penghalang
terbesar, yakni sorotan lampu. Penyu akan menghindar pantai jika saat ia hendak
mendarat untuk bertelur terdapat sorotan lampu. Ini sebabnya mengapa ditetapkan
jarak yang jauh untuk mendekati pantai Sukamade dengan berjalan kaki.
Dikawasan
pantai Sukomade, para pengunjung
dibimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang berpengalaman untuk melihat
penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur di pantai pasir. Penyu betina
biasanya bertelur hingga ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai.
Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke
laut pada jam 12.00 malam hari. Bulan Nopember hingga Maret adalah musim penyu bertelur.
Di
daerah dekat pantai, wisatawan bisa menemukan tempat penginapan dan warung
traditional, harga tiket pun tidak terlalu mahal bagi wisatawan:
• Ticket : Rp. 2.500/local person,
Rp.
25.000/ Non local Person.
• Cottage : Rp. 75.000/night.
• Jeep Fee : Rp. 250.000/jeep
• Facilities :
• Sukomade Beach
• Penyu
|
• Home stay
• Parkir
|
2.3.1. Analisa Strategik Kawah Ijen dengan
sistem SWOT
a. Strenght of Sukoade Beach
Pantai
Sukomade merupakan pantai
yang tenang dan indah yang dijadikan sebagai tempat pengembangbiakan Penyu.
Daya tarik utama pantai ini yakni pengunjung bisa melihat langsung proses pengembangbiakan penyu, dari penyu
bertelur, proses pengembangbiakan dan pelestarian hewan laut ini.
Selain
itu, dalam perjalanan menuju Pantai Sukamade wisatawan bisa berhenti dan menikmati keindahan pantai Rajegwesi yang alami dan
memiliki pesona pantai yang eksotis. Setelah menikmati keindahan Pantai Rajegwesi, wisatawan juga akan
melewati Teluk Hijau; sebuah teluk hijau dengan karang terjal yang indah
mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk melihat binatang-binatang yang merumput
di padang rumput juga mengesankan. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang
masih alami yang harus dikunjungi di daerah ujung timur pulau jawa ini.
b. Weakness of Sukomade Beach
Kelemahan
yang dimiliki Sukomade yakni merupakan pantai yang tidak bisa dikunjungi oleh
banyak wisatawan, wisatawan yang boleh berkunjung ke kawasan penakaran penyu di
batasi untuk menghindari kesetresan penyu yang dikembangbiakkan. Selain
itu, dari segi infrastruktur; kawasan ini masih belum bisa di jangkau dengan
mudah, karena wisatawan harus menggunakan transportasi khusus karna medan yang berbukit-bukit dituntut untuk menyesuaikan jenis
kendaraan wisatawan.
Bagi pemilik mobil selain jeep, sebaiknya mengurungkan niatnya menjelajah menuju Pantai Sukamade. Sebab, setelah masuk pintu pos Meru
Betiri, jalan tak lagi beraspal. Bukan lagi jalan makadam, tapi jalan penuh
bebatuan runcing. Bahkan, untuk sampai ke Pantai Sukamade, mobil wisatawan akan
melewati lima anak sungai yang airnya setinggi lutut orang dewasa. Sebaliknya,
medan berat itu, tentu saja jadi biasa bagi roda jeep.
Namun
kelemahan ini bisa sedikit terbantu dengan peran pemilik jeep yang berperan
menyediakan mobil sewaan dan membuka seluruh kap, dan menggantinya dengan atap terpal. Jadilah, wisata
ke Teluk Hijau dan Pantai Sukamade sebagai wisata penuh tantangan.
c. Opportunity of Sukomade Beach
Sama
halnya dengan pariwisata Banyuwangi yang dilihat dari geografi yang menunjukkan
bahwa Banyuwangi sebagai kawasan overland menuju Bali, apabila jejaring
wisatawan mampu menarik wisatawan asing atau lokal untuk berwisata ke
Banyuwangi, tidak menutup kemungkinan Pantai Sukomade juga akan dilirik
wisatawan asing yang berlibur di Banyuwangi. Apalagi, pada awal tahun 2011,
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah meresmikan Bandara Blimbingsari yang
digunakan sebagai penghubung dengan Provinsi Bali yang masih menjadi daya tarik
utama wisatawan mancanegara. Dengan adanya bandara tersebut, diharapkan agar
kunjungan wisatawan ke Banyuwangi semakin meningkat dari tahun sebelumnya, atau
wisatawan menjadikan Banyuwangi sebagai tujuan pertama sebelum Bali.
d. Treath of Sukomade beach
Pantai
Sukomade merupakan pantai tenang yang berada di daerah pesanggaran, kawasan ini
masih sangat terpencil dan jauh dari pusat kota, suasana jalan yang tidak bisa
dijangkau oleh kendaraan umum menyebabkan tidak semua transportasi bisa
memasuki kawasan ini. Selain itu, apabila wisatawan banyak yang tertarik
mengunjungi lokasi ini, tanpa memperhatikan kondisi penyu yang merupakan daya
tarik utama, akan menyebabkan penyu stress dan tidak menutup kemungkinan akan
menyebabkan penyu mati dan punah.
2.4.Data Kunjungan Wisatawan di Segitiga Berlian
%
|
2010
|
2009
|
Destinasi
|
|||
Manca
|
Lokal
|
Manca
|
Lokal
|
Manca
|
Lokal
|
|
105%
|
90%
|
11.176
|
7.352
|
5.450
|
4.934
|
Kawah
Ijen
|
9%
|
190%
|
3.706
|
118.512
|
3.549
|
46.171
|
Plengkung
|
-
|
-20%
|
583
|
870
|
583
|
1.060
|
Sukomade
|
80%
|
120%
|
15.465
|
126.734
|
9582
|
6552.1
|
Total
|
Sumber: Dinas
Kebudayan dan Pariwisata Banyuwangi 2011
2.5.Prestasi yang telah diraih oleh Segitiga Berlian
Prestasi
|
Destinasi
|
Tahun
|
The Most Outstanding Kategori objek
wisata Alam dalam Anugerah Wisata Nusantara tingkat Jawa Timur
|
Pantai Plengkung
|
2007
|
The Most Outstanding Kategori objek wisata
Alam dalam Anugerah Wisata Nusantara tingkat Jawa Timur
|
Pantai Sukomade
|
2010
|
2nd International
Destination of East Java
|
Kawah Ijen
|
2011
|
Sumber: Dinas
Kebudayan dan Pariwisata Banyuwangi & Malang Tourist Information Center
(MTIC)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata
unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan
ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini
memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak
bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang
misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer
mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif,
belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo
serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar paduan
destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki oleh kawasan
manapun di dunia. Segitiga Berlian terdiri atas:
● Kawah Ijen di Licin
● Sukomade di Area
Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran
● Plengkung di Area
Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo
Sektor pariwisata merupakan salah satu komponen dalam
pembangunan nasional dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Untuk
mengoptimalisasi kontribusi manfaat sektor pariwisata, diperlukan pola
perencanaan dan pengelolaan yang berkesinambungan. Perencanaan dan pengelolaan
pembangunan pariwisata menjadi tidak mudah mengingat sifat pembangunan
kepariwisataan yang multi-dimensi dan multi-sektor memerlukan dukungan dan
keterpaduan (linkage) dalam sistem kepariwisataan.
Pola perencanaan dan pengelolaan destinasi pariwisata
diperlukan secara berkesinambungan dengan dukungan banyak pihak yang dimulai
dari tahapan dan proses perencanaan, operasional dan pemantauan. Pemerintah
untuk kedepan perlu berbenah atas apa yang telah di lakukan dan apa yang belum
dilakukan untuk perkembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Banyuwangi, agar
impian menjadikan Banyuwangi sebagai tempat tujuan wisata andalan di Jawa Timur
bisa terwujud.
ُ
0 Comments:
Posting Komentar