KILAS BALIK PEMILU RAYA UIN Maliki Malang 2011
Oleh: Nanang Mutasim Billah (x-Calon Ketua BEM UIN
maliki Malang Periode 2010)
Sebelum
diadakan Pemilu Babak pertama (26 Maret 2011); MPM (Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa) UIN Malang mengadakan Kongres Mahasiswa UIN Malang pada 26 – 28
Desember 2011 di Halaqoh MSAA UIN Malang. Kongres kali ini diikuti oleh FP
(Fraksi Pencerahan) dari Partai Pencerahan, FKDM (Fraksi Kebangkitan Demokrasi
Mahasiswa) dari PKDM, dan FG (Fraksi Golongan) dari FUB (Forum UKM Bersama).
Pelaksanaan
Kongres yang bertujuan untuk membahas TATIB, AD/ART, UU PARPOL, PEMIRA, BP2R,
LPJ BEM U, CLEARING MPM tidak berjalan sesuai jadwal yang di buat oleh panitia
Kongres yang di pilih oleh MPM UIN Malang Periode 2009; karena pada hari
pertama pelaksanaan Kongres pada 26 Desember sempat terjadi instruksi oleh FG
yang menginginkan dilakukan pendataan ulang Anggota Penuh Kongres Mahasiswa
2009. Sikap FG ini disebabkan karena masalah PAW (Pergantian Antar Waktu) yang
di lakukan oleh FKDM yang dilakukan secara tiba-tiba; dan tidak ada surat resmi
yang menunjukan adanya PAW.
“PAW
dilakukan oleh fraksi, dan diketahui oleh pihak yang bersangkutan” Ungkap E
salah satu anggota FG. “ini akan berpengaruh dalam pemungutan suara yang akan
merugikan kami dari pihak FG” tambah E tegas. “Kami meminta kongres ini
dideadlock karena kami khawatir akan terjadi banyak kecatatan” ungkap salah
satu peserta sidang.
Setelah
melakukan pengecekan ulang Surat PAW dari FKDM, Ketua MPM 2009; Sholeh,
memutuskan bahwa Surat PAW tidak sah dan cacat Hukum. Sementara itu Pimpinan
rapat menyatakan Kongres Mahasiswa 2010 dinyatakan deadlock; karena
adanya kecatatan hukum.
Ditemui
secara terpisah Haris dari FG menyatakan bahwa PAW yang dilakukan oleh FKDM
juga tidak masuk akal, karena yang di pilih kebanyakan merupakan Mahasiswa Baru
yang masih belum paham tentang Kongres dan pentingnya untuk Republik Mahasiswa.
“Kami
akan membahas tentang Kongres Istimewa untuk keberlangsungan RM”. Ungkap Sholeh
Setelah
diadakan pertemuan dan musyawarah antara FP, FG, dan FKDM yang di motori oleh
Kemahasiswaan menyepakati akan diadakan Kongres Istimewa pada Bulan Januari
2011; bertempat di Batu. Namun kesepakatan diselenggarakannya Kongres Istimewa
itu kembali diubah menjadi kongres biasa; karena Kongres Istimewa diadakan
hanya untuk membahas peristiwa Urgent dalam RM dan peninjauan kembali AD/ART.
Hasil kesepakatan Kongres babak 2 ini akhirnya menyepakati bahwa akan di adakan
pemilu dan pembentukan BP2R baru yang akan mengadakan PEMIRA pada 26 Maret
2011.
MUNCUL
PARTAI BARU DAN KEGAGALAN KEPEMIMPINAN SEBELUMNYA
Setelah
mendapatkan kesepakatan tentang penyelenggaraan PEMIRA 2011; BP2R yang diketuai
Ombero, menjalankan tugasnya sebagai BP2R untuk mengadakan PEMIRA dengan penuh
demokrasi. Dalam PEMIRA 2011, berdiri Partai Mahasiswa Bersatu yang merupakan
inisiatif dari Haris Syamsudin (Mantan Ketua UKM SR) yang menyatakan bahwa
berdirinya PMB merupakan bentuk reaksi dari kekecewaannya melihat kiner ja
Presiden BEM U di periode sebelumnya yang tidak kunjung beres dalam menjalankan
komunikasi dengan pihak UKM (Baca Q-Post edisi IV oleh UKM INOVASI); seperti
keinginan para Anggota UKM sebagai bagian dari OMIK bahwa sebagai orang nomer 1
di Republik mahasiswa, sudah semestinya BEM U menaungi semua kalangan dan tidak
memihak sebuah golongan dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan UKM. “RM
tidak diduduki oleh eksekutif dan legislatif saja, namun juga UKM yang
memberikan sumbangan yang luar biasa pada roda OMIK” ungkap haris dalam harian
Q-Post.
Sesuai
prosedur kongres mahasiswa, pembentukan sebuah partai harus menyerahkan minimal
200 nama mahasiswa pendukung, struktur kepengurusan, AD/ART, FC KTM dan logo
Partai. Sementara itu, PMB yang diketuai Haris, telah disahkan secara
konstitusional dan berhak mengikuti Pemilihan Umum presiden BEM-U, serta
menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada Calon-calon dari PMB.
PEMILU
RAYA BABAK I = KISRUH EDISI I!!
Jadwal
Pemilu Raya I:
5
Maret 2011 : Deklarasi Partai dan Calon Peserta Pemilu
5
– 15 Maret 2011 : Kampanye Media Cetak
16 - 22 Maret 2011 :
Kampanye dialogis & Monologis Calon Peserta (HMJ, BEM F, BEM U)
23
– 25 Maret 2011 : Hari Tenang
26
Maret 2011 : Pemungutan Suara
Sesuai
Jadwal Pemilu Raya yang dikeluarkan oleh BP2R; tentang pelaksanaan pemungutan
suara, pada 26 Maret 2011 BP2R pelaksanaan pemungutan suara terjadi unjuk rasa
yang di lakukan oleh PP dan PMB ke pihak rektorat, hal ini didasarkan atas
tidak tegasnya BP2R dalam menindak kecurangan yang dilakukan oleh PKDM dalam
proses berjalannya Kampanye.
Pada
5 Maret 2011, kampanye media cetak sudah bisa dimulai; namun pihak BP2R tidak
mencantumkan Waktu dimulainya Kampanye dialogis; dan belum dimulai deklarasi
oleh BP2R (Partai dan calon dianggap sah bila telah di deklarasikan oleh BP2R)
tapi beberapa calon dari partai PKDM sudah menjalankan kampanye media cetak
pada pagi hari. PP dan PMB menilai PKDM tidak mematuhi aturan yang ada.
Sementara itu, pada 17 Maret 2011, Ketua umum Partai Mahasiswa Bersatu
menemukan kampanye media cetak dari salah satu Partai yang dinilai tidak sesuai
dengan Tata Tertib yang di tetapkan; yang memasang poto diluar area yang telah
ditentukan.
Hingga
pelaksanaan pemilu pada 26 Maret 2011, panitia tidak menindak tegas laporan
yang diajukan oleh PP dan PMB; oleh sebab itu PP dan PMB menjalankan aksi dan
menilai Pemira 2011 terjadi kecacatan dan tidak demokrasi. Setelah diadakan
mediasi dengan pihak Pembantu rektor III yang dimediatori Kemahasiswaan
memutuskan bahwa PEMILU akan di bekukan kurang lebih 2 bulan terhitung 26 Maret
2011, dan akan dibentuk BP2R BARU (SK sudah ada saat itu).
PEMILU
RAYA BABAK II = Kisruh Babak II
Pada
Pemilihan Umum (Pemilu) Babak II Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, digelar 26 April 2011 Partai
Mahasiswa Bersatu (PMB) tidak mengikuti pemilihan dan menyatakan mundur pada
awal April lalu. Tidak ada kabar jelas tentang kemunduran partai Nomer urut 2
ini. Hal ini sangat disesalkan oleh banyak pendukung partai yang sempat dinilai
sebagai partai UKM ini.
Sementara
itu, meskipun tidak diikuti oleh PMB, pemungutan suara tetap berjalan sesuai
jadwal yang telah di bentuk oleh BP2R “instan” tersebut, pada Pemilu kedua ini,
suasana berjalan panas karena Dua kubu yang mengusung calon terlibat adu fisik
dengan aparat keamanan di gedung rektorat, Selasa (26/4/2011).
Dua
kubu masing-masing menuntut rektorat adil dan transparan menggelar pemilu ini
adalah kubu calon Ilham diusung dari Partai Pencerahan dan kubu calon Amrulloh
Ali Mubin diusung Partai Kebangkitan Demokrasi Mahasiswa. Kedua belah pihak
memaksa masuk ke dalam kantor rektorat dari dua sisi pintu timur dan barat.
Syahmawi
kubu dari Partai Pencerahan meminta rektorat membubarkan proses pemilu Ketua
BEM 2011 ini. Karena ada salah satu calon yang dianggap melakukan pelanggaran.
"Pemilu ini harus dibubarkan, karena ada yang melanggar," tegasnya
saat melakukan orasi didepan Gedung sport center.
“Birokrasi
sudah membentuk BP2R yang didalamnya ada unsur-unsur semua pihak, tidak ada
interfensi bahwa kami memihak salah satu golongan, birokrasi tidak terlibat
dalam masalah ini, Apa ini sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini atau
tidak, silahkan disampaikan, dan nanti akan di jawab oleh PR II” ungkap
Kemahasiswaan didepan para demonstran.
Setalah
mendapatkan pernyataan dari Kemahasiswaan di Depan Gedung SC; Pihak PP
melanjutkan aksi di gedung rektorat UIN Malang. Kubu Ilham masuk dari pintu
barat terlibat aksi dorong dengan satpam kampus, yang berjaga di depan pintu.
Adu fisik tak terhindarkan, ketika puluhan mahasiswa itu merangsek masuk ke
dalam ruangan. Meski begitu, aksi dorong tak berlangsung lama, petugas keamanan
akhirnya kewalahan menahan desakan mahasiswa. Mereka pun menguasai ruang lobi
kantor rektorat. Kejadian itu memancing kubu Amrulloh berada di pintu barat,
yang ikut merangsek masuk. Pagar betis aparat kepolisian dipasang di
tengah-tengah kedua kubu.
Tuntutan
kubu dari Partai Pencerahan ini menarik perhatian Pembantu Rektor III untuk
menemui mereka. Dia berjanji akan mengakomidir aspirasi kubu Ilham ini.
"Iya kami akan mengevaluasi," tutur Agus dihadapan mahasiswa.
Sikap
Agus ini mendapat kecaman kubu Amrulloh, yang memandang rektorat sepihak dalam
mendengar tuntutan mahasiswa. Mereka pun menuntut perlakuan sama.
Untuk
mencegah terjadinya bentrok fisik terhadap kedua kubu. Kabag Ops Polres Malang
Kota Kompol Abdul Kholik meminta rektorat menggelar pertemuan dengan perwakilan
kedua kubu. Hingga pukul 12.15 WIB pertemuan itu masih berjalan.
Dari
informasi yang ada, terjadinya unjuk rasa ini disebabkan karena PP menganggap
PEMIRA tidak sah karna Sekretaris BP2R tidak menandatangani surat-surat yang
ada, karena sanksi bagi pelanggar Pemira belum dituntaskan. "Digelarnya
Pemira ini atas paksaan pihak PR III, bagian umum kemahasiswaan, dan PD III
Fakultas. Padahal kedaulatan Republik Mahasiswa adalah milik mahasiswa,"
terangnya.
Sementara
itu, menurut Musawir, anggota dari Badan Penyelenggara Pemilu Raya (BP2R)
mengatakan, bahwa memang ada intevensi kuat dari pihak Kampus. "Namun,
saya selaku anggota BP2R, tetap melaksanakan Pemira. Karena itu amanat kampus kepada
BP2R," katanya.
Pemira
sebenarnya sudah berlangsung beberapa menit, dan sudah dilakukan pencoblosan.
"Karena terjadi tawuran, terpaksa Pemira harus dihentikan. Kapan akan
dilanjutkan, kami masing menunggu hasil keputasan dari semua pihak yang berwenang,
baik dari pihak Rektorat dan juga dari kedua partai yang ikut Pemira,"
katanya.
Ditempat
yang sama, menurut pengakuan dari pihak Partai Kebangkitan Demokrasi Mahasiswa
(PKDM), Ainur Rofik, selaku Ketua Umum PKDM, terselenggaranya Pemira sudah
sesuai dengan UU yang ada.
"Menurut
saya, apa yang dilakukan oleh PR III itu sudah sesuai dan tidak melanggar hukum
yang ada. para pendemo itu hanya mempersoalkan BP2R yang dinilai
inkonstitusional. Padahal tidak demikian. BP2R itu dibentuk sudah sesuai dengan
UU yang ada," katanya.
BP2R
tahun lalu itu sudah dibubarkan. Karena sudah dibubarkan, maka kata Ainur
Rofik, harus dibentuk BP2R yang baru. "Prosesnya sudah sesuai dengan UU
yang ada. Digelarnya Pemira itu karan mempertimbangkan yang lebih besar. Yakni,
kalau Pemira itu tidak segera di gelar, maka anggaran dana untuk seluruh
kegiatan kemahasiswaan tidak bisa dicairkan," katanya.
Berarti
apa yang dilakukan oleh PR III itu sudah tepat dan demi kepentingan mayoritas
rakyat kampus di UIN. "Pemira digelar tidak hanya mementingkap segelintir
rakyat. demi kepentingan banyak mahasiswa," kata Ainur Rofik.
Selanjutnya,
menurut Jaiz Kumkelo, Kabag Kemahasiswaan, pihaknya akan mempertimbangkan apa
yang menjadi tuntutan mahasiswa yang mendesak akan Pemira itu tidak digelar.
"Kami
hanya menyayangkan demo yang berlangsung tawuran itu. Seharusnya tidak harus
terjadi demikian. Demo bisa berlangsung aman dan tidak melakukan tawuran antar
mahasiwa," terangnya saat menemui mahasiswa demo itu.
KOMENTAR
MAHASISWA UIN
“KALAU
MEMANG UIN menganut asas demokrasi yang benar; jangan menimbulkan konflik antar
sesama. Serta gunakan Asas DEMOKRASI; Dari Rakyat, oleh rakyat, Untuk Rakyat.
Bukan Dari Rakyat, oleh rakyat, Untuk kepentingan Golongan” Ungkap Azka Mantan
Ketua Simfoni FM
“BP2R
seharusnya dibentuk pada saat kongres; tidak di bentuk secara instan, dari situ
saja kita sudah melihat ketidak beresan. Apa gunaya kongres mahasiswa kalo ada
SK Instan” Ungkap salah satu anggota PP
“Saya
menyesalkan tragedi hari ini, tidak seharusnya Demokrasi dilukai. Sebenarnya
dengan kasat mata kita sudah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,
tapi mereka tidak mau tahu soal itu” Pendapat Jay Mahasiswa TI
“Pemilu
yang kedua ini saya rasa cacat hukum, karna Panitia BP2R dibentuk tidak melalui
Kongres” Ungkap Ve mahasiswi Biologi
“Ini
merupakan pemilu terakhir; dan harus berjalan, semua Pihak Dekan sudah
menginstruksikan bahwa semua ketua kelas untuk mengadakan PJS (pemindahan
Jabatan Sementara) agar Proker Fakultas bisa terlaksana. saya berharap pemilu
tetap berjalan, karena ini bukan hanya keputusan PKDM, tapi keputusan bersama”
Ungkap Auliya NR Calon HMJ PAI
“Lebih
baik itu mengadakan Koalisi, agar bisa memajukan RM, dan tidak ada kisruh lagi”
Agripta Calon BEM-F Ekonomi
“Sebagai
mahasiswa angkatan 2009; Saya tidak merasakan adanya BEM U, tidak ada program
dan sosialisasi yang jelas dari Pihak berwenang; saya berharap RM makin jelas
sistemnya; jangan banyak bicara tapi tanpa action.” Vanya Mahasiswi Psikologi
Semester IV
“Kami
ingin UIN tidak dikenal sebagai Kampus yang anarkis, tapi karena prestasinya
yang mendunia”. Ungkap Rita Mahasiswi PAI Semester IV
“Dengan
adanya kisruh Pemira, tidak berpengaruh besar dengan aktivitas kami, tapi
kisruh ini adalah tidak keluarnya Uang DIPA untuk kegiatan OMIK yang menghambat
program kerja kami selaku UKM” Ungkap RZ Ketua salah satu OMIK
“Lakukan
yang terbaik aja lah, jangan mementingkan golongan; Pake hati nurani kita”
Ungkap Rahmi, Mahasiswi Bahasa Inggris semester Akhir.