BThemes

Welcome to My Offical Web-Blog

Ilmu adalah sebaik-baik Pusaka. Adab adalah sebaik-baik Sifat. Taqwa itu sebaik-baik bekal. Ibadah itu adalah sebaik-baik barang perniagaan (Ali bin Abi Thalib).

Dream - Believes - Make it Happen

Setiap orang dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda. Jangan pernah Anda membandingkan, karena belom tentu Anda bisa melakuin apa yang Orang lain. Just Show Your Talents Well.

Jadilah dirimu sendiri dalam hal apapun

Ketika kamu merasa tidak ada yang peduli tentangmu. Bercerminlah!! orang yang kamu lihat, membutuhkanmu lebih dari siapapun! - Denny Ch Pratama -.

Working by Heart

Bekerja dengan Sabar dan Ikhlas, hasil yang diharapkan pun akan sangat memuaskan.

Loving by Heart

Cintailah siapapun yang menyayangimu, kasihani mereka yang membencimu, Ikhlaskan hinaan yang menerpamu.

26 Maret 2011

Eksotisme Segitiga Berlian yang mengagumkan


Eksotisme Segitiga Berlian yang mengagumkan
Oleh : Nanang Mutasim Billah (Raka Raki Jawa Timur 2011)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.             SELAYANG PANDANG KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi menyimpan keindahan alam yang sangat luar biasa, tidak salah apabila banyak wisatawan yang menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebegai pilihan wisata ketika liburan atau jalan-jalan,. Hal ini karena banyak sekali tempat wisata khususnya panorama alam yang siap dijelajahi. Beberapa tempat wisata Banyuwangi yang paling banyak dikunjungi ialah: Kawah Ijen, Watu Dodol, Pantai Sukamade, Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Rajegwesi, Pantai Plengkung, Pantai Bedul, dan lain-lain. Memang dibutuhkan waktu agak lama untuk bisa menikmati aneka wisata Banyuwangi ini, dikarenakan tempatnya yang berjauhan. Tetapi setelah sampai di tujuan wisata tersebut, bisa dipastikan mata dan hati wisatawan akan terpuaskan oleh eloknya panorama ciptaan Sang Maha Pencipta yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi “the sunrise of Java”.
Terhampar di wilayah seluas 5.800 km persegi, Banyuwangi memiliki topografi yang lumayan komplit; mulai dari dataran rendah hingga pegunungan, untuk ditanami berbagai tanaman industri. Tidak hanya tanahnya yang subur, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pariwisata. Selain "segi tiga berlian": Kawah Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade, di Banyuwangi terhampar banyak lokasi wisata yang sanggup menjadi “magnet” para pelancong.
Buku "Informasi Pariwisata Nusantara" terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 menyebutkan di Kota Banyuwangi sendiri terdapat Museum Blambangan, tepat di depan alun-alun di Jalan Sritanjung (yang kini berada di Area pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi), yang memamerkan koleksi barang-barang perkakas berusia ratusan tahun yang terbuat dari gerabah atau perunggu serta bermacam kitab kuno. Selain itu, bagi wisatawan yang berminat menikmati suasana perkebunan, alternatif pilihan demikian beragam di Banyuwangi. Ada Kebun Kandeng Lembu di Kalibaru, perkebunan di Kecamatan Glenmore, Kaliklatak di lereng Gunung Merapi, Kalibendo dan objek agrowisata di Kaliselogiri.
Perkebunan di Kaliklatak adalah perintis wisata agro di Tanah Air. Terletak di lereng Gunung Merapi, atau 15 km barat kota Banyuwangi, objek wisata perkebunan ini memiliki luas sekitar 100 ha dan dikelola oleh perusahaan swasta. Komoditas utama dari kawasan Kaliklatak antara lain berupa kopi, coklat, karet, cengkeh, dan rempah-rempah.
Hal yang unik dari Banyuwangi adalah terdapatnya dua taman nasional yang berfungsi aktif sebagai wahana konservasi flora dan fauna, yakni Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).
Objek wisata air mancur juga ada di Banyuwangi. Air mancur alami yang mengucur di dekat pantai terletak di kawasan Pancur yang masih berada di Taman Nasional Alas Purwo sangat tepat untuk berteduh dan bersantai sembari menikmati suara deburan ombak serta melihat binatang liar dari hutan.
Pada Taman Nasional Alas Purwo terdapat beberapa gua yang digunakan sebagai tempat untuk bermeditasi oleh kalangan supranatural. Gua sakral seperti Gua Istana dan Sendang Srengenge berada sekitar 2 km saja dari Pancur. Sementara tak jauh dari Pancur, terdapat karang hitam (karang mati) yang lebih dikenal dengan sebutan Karang Ireng, lengkap dengan pantai berpasir gotrinya.
Gua-gua lain yang kerap dijadikan tempat bersemedi para lelono, sebutan bagi orang yang bermeditasi di sana, adalah Gua Padepokan dan Gua Putri.
Perjalanan menuju gua-gua itu sangat mengesankan karena wisatawan berjalan di bawah rimbunnya Hutan Alas Purwo, bahkan tak jarang mereka juga terpaksa melintasi sungai kecil serta merangkak di bawah rumpun bambu yang tumbang.
Di Taman Nasional Alas Purwo juga ada sebuah pura peninggalan sejarah, yang hingga kini masih dipakai oleh umat Hindu di Banyuwangi untuk upacara keagamaan Pagerwesi setiap 210 hari sekali. Memandangi tingkah polah satwa-satwa yang sedang merumput juga bisa dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo. Tepatnya di pos Sadengan, padang penggembalaan seluas 80 ha siap menjadi lokasi banteng, kijang, rusa, babi hutan, dan berbagai jenis burung bersantap pada pagi dan sore hari.
Berjarak 20 km dari Kota Banyuwangi, ada Pulau Tabuhan yang luasnya 5 ha dan memiliki pemandangan taman laut yang indah dengan batu karang yang menjadi rumah bagi ribuan ikan karang, udang, dan tumbuhan laut lainnya.
Di dekat Desa Ketapang, Kecamatan Giri, hamparan pasir putih Pantai Watu Dodol begitu indahnya bahkan pengunjung bisa melihat Pulau Bali yang hanya dipisahkan oleh Selat Bali dari Banyuwangi.
Selain wisata Alam dan Agrowisata, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki wisata budaya yang mempesona dan menampilkan atraksi khas dari daerah Jawa bagian timur ini. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengemas wisata budaya Banyuwangi dalam “Kalender wisata 2011 Kabupaten Banyuwangi” yang menjelaskan tentang event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk lebih mengenalkan wisata budayanya pada masyarakat.

1.2.            Prioritas utama pengembangan Pariwisata Banyuwangi
Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempromosikan pariwisata Alam unggulannya yang berada di tiga daerah yang diberi nama segitiga berlian atau Triangel Diamond. Segitiga Berlian terdiri atas:
Kawah Ijen di Area Taman Nasional Baluran, Licin
Sukomade di Area Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran
Plengkung di Area Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo
Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif, belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo dan Baluran serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar paduan destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki oleh kawasan manapun di dunia.

1.3.            Peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan Pariwisata Banyuwangi
Potensi Pariwisata Banyuwangi banyak yang belum tergarap secara maksimal, namun apabila penanganannya benar dan tepat saran akan mendatangkan nilai ekonomis yang besar dari dunia pariwisata. Banyak hal menarik yang mendapat kajian serius dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dalam bidang pariwisata Pemerintah memberikan perhatian penuh secara detail. Pemerintah menyadari bahwa beberapa infrastuktur yang ada di setiap destinasi masih jauh dari standart internasional, terutama kawasan segitiga berlian. Saat ini pembangunan pariwisata alam , skala prioritas diarahkan ke ijen, berupa pembangunan infrastruktur jalan dan lampu.
Disamping itu agar lebih mengenalkan pariwisata Banyuwangi pada masyarakat dunia, Bupati meminta agar Web pariwisata Banyuwangi terus disempurnakan. Karena web merupakan salah satu jendela dunia, dimana wisatawan internasional mudah dan murah mengaksesnya bila ingin berkunjung ke Banyuwangi. Semisal diekspose gambar-gambar maupun artikel yang menarik dan interaktif. Perhatian Bupati juga ditujukan kepada para seniman, Bupati meminta Kadis Pariwisata dan Kebudayaan agar penghargaan kepada seniman ditingkatkan. Media lain yang bisa pula dijadikan sarana promosi pariwisata adalah buku, Bupati berharap dapat diterbitkan buku seni minimal 2 buah tahun ini, juga agar dirancang Newsletter/info pariwisata cukup 1 saja tetapi dengan kualitas baik dan eksklusif dalam tampilan maupun isi.
Dengan memegang buku yang menarik dan eksklusif, akan menciptakan daya minat wisatawan berkunjung ke Banyuwangi. Disamping itu program Famtrip agar diintegrasikan dengan penerbangan. Outlet kerajinan pada pariwisata. Pembangunan MCK di lokasi pariwisata, minimal 1 unit di Kemiren. Juga menjadi kajian Bupati. Dan meminta Dinparbud mengusulkan pada PAK APBD 2011. dalam pembuatan MCK Bupati mengarahkan supaya dikoneksi dengan rumah penduduk dan disurvey dari sekarang. Dinas pariwisata dan Dinasperindagkop agar melakukan kajian dan survey pasar untuk pembangunan rest area internasional. Yang bersifat terintegrated dengan kegiatan ekonomi lainnya. Selain pariwisata, Bupati mengapresiasi usulan diadakannya Festifal Budaya dan menginstruksikan segera diadakan koordinasi dengan panitia JFC (Jember Fashion Carnaval). Jika JFC lebih cenderung pada Pop Art, kita menampilkan sisi budaya.
Promosi dalam dunia pariwisata ibarat dua sisi dalam satu mata uang, dan ini sangat disadari sehingga sarana multi media juga mendapat perhatiannya seperti dibuat rekaman potensi wisata yang bagus agar dishooting, dibuat CD, sebagai bahan informasi di kapal. Membuat display tampilan promosi tidak semudah yang dibayangkan, dibutuhkan sentuhan pikiran seorang advertazer agar hasilnya mampu menyita perhatian orang pada pandangan pertama. Sementara itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Banyuwangi juga melakukan promosi dibidang pariwisata dan budaya, dengan membuat Guide book untuk wisatawan, mengikuti pameran budaya baik nasiona maupun internasional, serta mengikuti kegiatan promosi wisata dan budaya dengan mengirimkan delegasi dalam perlombaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KAWAH IJEN DAN PESONA BELERANGNYA
Kawah Ijen merupakan kawasan wisata alam yang memberikan eksotisme kawah sulfur yang mengagumkan. Kawah Ijen merupakan prioritas utama pengembangan wisata di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012; dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerjasama dengan semua pihak terutama Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur untuk pengembangan Kawah yang mampu mengasilkan sulfur antara 6 – 7 ton perharinya.
Kawah Ijen berada di kecamatan Licin, 45 KM dari kota Banyuwangi. Secara geografis, Kawasan wisata Kawah Ijen yang berada di area Taman Nasional Baluran (TNB) ini bisa di tempuh melalui dua jalur, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Melewati kawasan Banyuwangi, wisatawan bisa menikmati pemandangan Hutan Lindung yang didalamnya terdapat hewan dan tanaman yang di lindungi dan dibudidayakan, Area Camping, serta Cottage. Pada dasarnya, jalan akses dari Banyuwangi ke gunung ijen relatif sudah sangat baik untuk dilewati berbagai jenis kendaraan. Bahkan kendaraan roda 2 dapat dengan mudah melewatinya. Hal itu karena jalan disepanjang pintu masuk yang berada di desa jambu ke kawasan wisata gunung ijen sampai dengan pos terakhir di Paltuding sudah beraspal.
Untuk mencapai Gunung Ijen dari Banyuwangi, wisatawan bisa mengendarai angkot trayek dengan jalur Banyuwangi - Licin – Jambu yang berjarak kurang lebih 45 km. Dari Jambu perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding, dengan ojek atau menyewa mobil. Paltuding merupakan Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Bunga edelweis juga dapat ditemui di sepanjang bulan juli sampai september, dibulan-bulan ini bunga abadi ini mulai tumbuh dan bersemi.
Ketika mendaki pengunjung akan melewati Pondok Bunder yang dibangun pada masa pemerintahan hindia belanda, berbentuk setengah lingkaran sehingga lebih dikenal dengan pondok bunder ( bentuknya lingkaran ) fungsi utamanya untuk mengukur curah hujan. Lingkungannya sejuk dengan pemandangan Kaldera Pegunungan ijen raksasa ( G. Raung, G. Rantai, G. Suket, dan G. Papak ), disini juga merupakan bird waching area.
Dari Paltuding, wisatawan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang. Setelah beritirahat di Pos Bunder ( pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan berbatu-batu yang lumayan terjal sejauh 250 meter.
Pemandangan menjadi sangat unik ketika dari celah celah tebing curam terlihat begitu banyak para penambang belerang yang naik turun di sela-sela lereng kawah. Sekitar kurang lebih 100 orang membawa bebatuan kekuning-kuningan yang diatas pundaknya terlentang sebatang bambu dengan sejenis keranjang bambu yang dipenuhi puluhan kilogram belerang didalamnya yang tergantung disisi kanan kirinya. Beban yang dipikul memiliki berat yang beragam mulai 80 kg sampai dengan 120 Kg. tiap orang mondar-mandir, menggali belerang, naik turun, menuruni lereng beberapa kilometer sebelum beban dijual dipelelangan, dalam sehari dapat terkumpul belerang berkisar 6 sampai 7 ton. Itulah pemandangan alami kawah ijen kesehariannya.
Selain menjadi wisata Alam, Kawasan wisata kawah Ijen sangat cocok untuk wisatawan yang memiliki hobi mendaki gunung, dan wisata edukasi; dalam hal ini dikawasan ini wisatawan juga bisa melakukan penelitian tentang tanaman dan unsur-unsur belerangnya.
Di area Paltuding yang merupakan pos terakhir sebelum pengunjung melakukan pendakian ke puncak, di sediakan kedai tradisional yang telah tersedia beberapa warung makanan dan juga penginapan serta terdapat pula camping ground. Disepanjang pendakian ke puncak juga terdapat warung sederhana yang menjual makanan.
Dalam masalah penjualan tiket masuk; tidak ada perbedaan antara wisatawan Asing dan Lokal, informasi harga tiket dan fasilitas penunjang:
§ Tiket: Rp. 15.000/ person.
§ Camera Rp. 30.000,-/camera.
§ Fasilitas:
§ Traditional Cafeteria
§ Toilet
§ Camping Area / Camping ground
§ Pondok Bunder
§ Guides
§ Information Center
§ Parking Area
§ Cagar Alam Kawah Ijen
2.1.1. Analisa Strategik Kawah Ijen dengan sistem SWOT
a. Strength of Ijen Crater
Kawah ijen yang berada di ketinggian 2.386m dpl, merupakan kawah danau terbesar dipulau jawa, kawahnya berbentuk ellips dengan ukuran kurang lebih 960 x 600 m dengan ketinggian permukaan air danau kurang lebih 2140 m dpl dengan kedalaman danau kurang lebih 200 m serta merupakan danau terasam didunia dengan ph 0,5.
Kawah belerang berada dalam sulfatara dengan kedalamannya 200 m dan mengandung kira-kira 36 juta meter kubik air asam beruap, diselimuti kabut berbau belerang yang berputar-putar diatasnya. Didalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu belerang dapat ditemukan. Sungguh, kawah ijen merupakan taman batu belerang yang indah.
Seperti halnya pemandangan di puncak gunung – gunung lainnya, pengunjung dapat melihat pemandangan yang menghampar luas kearah selat bali, serta pemandangan gunung lain yang ada di sekitar gunung ijen. Gunung ijen memiliki tetangga lain yaitu Gunung Merapi, Gunung Widodaren, Gunung Ranti dan Gunung Papak. Yang dapat dilihat dari pos paltuding.
Pesona Kawah Ijen tidak tertandingi dengan pesona Kawah sulfur di seluruh dunia dan merupakan tempat tujuan wisatawan internasional kedua di Jawa Timur setelah Gunung Bromo.
b. Weakness of Ijen crater
Hampir semua tempat wisata di Jawa Timur memiliki kekurangan, ada yang memiliki kekurangan yang sangat significant dan ada yang masih standart dari segi fasilitas yang tersedia disebuah destinasi, baik dalam infrastruktur atau accesibility nya. Seperti di Area Kawah ijen, untuk wisata kelas dunia yang memiliki daya jual yang tinggi dan tidak bisa di tandingi keindahannya oleh tempat wisata lain di Indonesia, wisata ini memiliki kekurangan di bidang infrastruktur, terutama di kawasan Paltuding dan accesibility jika di lewati dari jalur Kabupaten Bondowoso, meskipun bisa di lalui oleh seluruh transportasi, kondisi jalan dari Kabupaten Bondowoso masih lebih buruk dari dari jalan yang dari Kabupaten Banyuwangi. Banyak jalan yang berlobang dan pepohonanyang tidak terawat menghalangi jalan bagi wisatawan yang melewati jalur Bondowoso. Serta kondisi infrastruktur di area Paltuding yang juga tidak terawat, seperti kotornya toilet dan area camping ground yang kumuh dan tak terawat.
Hal lain yang tidak bisa lepas dari tempat wisata internasional adalah adanya supporting infrastruktur yang belum tersedia di area Kawah Ijen, seperti rumah sakit, money changer, penjualan Souvenir khas, dan juga attraction yang juga sangat penting bagi wisatawan. Selain itu, apabila dibuat trap tangga dari Paltuding hingga tempat penimbangan belerang, atau disiapkan paket wisata berkuda seperti di Bromo, kawasan ini akan semakin menarik dan akan semakin banyak wisatawan yang menjadikan kawasan Kawah Ijen sebagai tempat tujuan utama di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
Hal kecil namun sangat penting adalah peranan pemerintah dalam mempromosikan Kawah Ijen kepada khalayak, sejauh ini, media promosi dan informasi yang dilakukan oleh pihak terkait kurang maksimal dan juga kurangnya kerjasama jejaring pariwisata juga sangat berpengaruh untuk meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan lokal ke kawasan Ijen ini. Seharusnya promosi Kawah Ijen berupa penunjuk arah dan gambar ada di daerah strategis yang mudah di jangkau oleh wisatawan seperti daerah penyebrangan Jawa-Bali(ketapang), stasiun, terminal, bandara dan pusat perbelanjaan. Sejauh ini, promosi wisata ini, masih terkesan setengah-setengah dan tidak maksimal, seperti tidak lengkap nya informasi dan gambar tentang Kawah Ijen baik di Web resmi Pemerintah dan Guide Book yang ada.
c. Opportunity of Ijen Crater
Kabupaten Banyuwangi yang berada di daerah paling timur di Jawa Timur sangat strategis, lokasi ini bisa menjadi keuntungan untuk Banyuwangi. Jika menggunakan jalur darat, kawasan utara Banyuwangi, yakni Ketapang merupakan over land wisatawan asing setelah mengunjungi Jogjakarta atau Bromo dan melanjutkan berkunjung ke Pantai Bali.
Kondisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh jejaring pariwisata untuk menarik wisatawan asing dan lokal untuk berkunjung ke Kawah Ijen atau tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Banyuwangi, dan memberikan pelayanan ekstra bagi wisatawannya. Apabila jejaring pariwisata bisa mengkreasi dan menggunakan kesempatan ini dengan maksimal, bukan tidak mungkin Banyuwangi bisa menjadi salah satu tempat tujuan utama di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
d. Treath of Ijen Crater
Selain memiliki keuntungan atau kesempatan dengan strategisnya lokasi Kabupaten Banyuwangi yang menjadi over land, Kawah Ijen atau tempat wisata alam lain yang ada di Banyuwangi memiliki ancaman yang sangat mencolok. Fenomena Bromo yang mendunia bisa jadi menjadi tamparan bagi pariwisata Banyuwangi dan wilayah di Jawa Timur setelah Gunung Bromo, karena tidak semua wisatawan asing yang akan mengunjungi Bali memilih jalur tarnsportasi darat; karena tidak sedikit dari mereka yang melewati Jalur udara, atau tidak semua wisatawan yang mengunjungi Bromo akan menuju ke Bali. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama pihak pengelola Kawah Ijen atau pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Travel Agent yang ada di luar Banyuwangi dan juga pemerintah daerah atau kotamadya lain; seperti Malang, Surabaya dan Pasuruan.
2.2. PANTAI PLENGKUNG DAN PESONA OMBAKNYA
Pantai Plengkung berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo; terletak di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi yang melewati beberapa Pantai Indah; termasuk Grajagan, Ngagelan, dan Trianggulasi. Dari Plengkung atau G-Land, wisatawan dapat meluncur ke arah utara, sekitar 8 km, menuju Pantai Pancur.
Plengkung atau yang dikenal oleh wisatawan mancanegara dengan nama G-Land merupakan surga bagi para peselancar profesional dari dalam negeri ataupun mancanegara. Huruf G berasal dari kata Grajagan, nama dari sebuah teluk yang memiliki ombak yang besar. Namun G-Land memiliki berbagai konotasi, antara lain: “Green” merujuk pada lokasinya yang berhimpitan dengan hutan primer yang masih alami; “Great“, merujuk pada ombaknya yang merupakan salah satu ombak terbaik di dunia untuk olahraga selancar. G-Land dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang masih alami. Bulan Mei sampai Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing.
Untuk menuju ke Pantai plengkung, bisa dilalui dengan dua jalur yakni:
Lewat Darat : Banyuwangi-Kalipahit (59 Km) naik Bus, Kalipahit-Pasaranyar (3 Km) dengan ojek atau menyewa mobil, Pasaranyar Trianggulasi-Pancur (15 Km), Pancur-Plengkung (9 Km) dengan Mobil Khusus.
Lewat Darat-Laut : Banyuwangi-Benculuk (35 Km) naik Bus atau kendaraan umum lainnya, Benculuk-Grajagan (18 Km) dan Grajagan Plengkung dengan Speet Boat.
Kedua jalur menuju Plengkung tersebut semuanya tidak ada masalah. Jika pengunjung memilih melalui Grajagan penginapan di pantai Grajagan tersedia, dan para pengunjung bisa menikmati keindahan pantai Grajagan sebelum berangkat ke pantai Plengkung.
Harga tiket masuk dan fasilitas untuk Pantai plengkung apabila melewati Taman Nasional Alas Purwo adalah:
• Ticket : Rp. 2.000 – s/d Rp. 15.000,-
• Facilities :
• G-Land
• Pasir Putih
• Pura Giri Salaka
• Home stay
• Parkir
• Taman nasional Alas Purwo dan satwa liarnya
2.2.1. Analisa Strategik Pantai Plengkung dengan sistem SWOT
a.     Strenght of Plengkung Beach
Plengkung merupakan surga kedua dunia bagi para pecandu surfing setelah Hawai, Amerika. Dari segi tinggi ombak, pantai plengkung berada di posisi kedua setelah Hawai, Ketinggian ombak di Hawai mencapai sekitar 12 Meter, sedangkan di Plengkung sekitar 9 Meter. Namun dari segi panjang gulungan ombak, Plengkung lebih unggul atau lebih panjang dari pada Hawai.
G-Land menawarkan olahraga surfing yang paling digemari oleh para pesurfer dan disarankan hanya untuk para pesurfer profesional karena ombaknya yang dapat mencapai 9 meter.
Terdapat beberapa fasilitas yang masih alami yang disediakan untuk wisatawan seperti hotel dan restaurant. Di pantai ini tersedia bumi perkemahan (Camping Ground) untuk mereka yang senang berkemah di tepi pantai. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan tepi pantai yang tersusun dari pecahan karang hitam dan pasir gotri (pasir ringan dari pecahan karang dan kerang yang berbentuk kerikil-kerikil).
b. Weakness of Plengkung Beach
Kawasan wisata pantai plengkung bisa juga dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata utama yang yang ada di Jawa Timur, dengan segala potensi yang dimiliki pantai ini. Namun, medan dan prasarana menuju ke Pantai ini kurang mendukung, terutama jalan darat serta prasarana yang tidak berstandart internasional untuk pantai yang memiliki potensi Internasional.
Sama halnya di kawasan wisata Kawah Ijen, di area pantai plengkung tidak tersedia beberapa sarana yang menunjang, baik Main infrastructure atau supporting infrastructur, seperti tidak adanya penjualan souvenir, atraction dan sebagainya. Jalan menuju plengkung pun rusak berat dan sangat sulit di jangkau oleh wisatawan yang berangkat dari Taman Nasional Alas Purwo.

c. Opportunity of Plengkung Beach
Pesona Ombak tertinggi nomer dua di dunia merupakan aset yang sangat berharga bagi Banyuwangi yang tidak bisa di tiru oleh daerah manapun. Sebagai pemilik Pantai, sudah seharusnya jejaring pariwisata mencanangkan untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang bagi wisatawan dari jalur darat, misalnya membenahi jalan yang rusak atau menyediakan kendaraan off road, motor trail, atau penyewaan kuda, dan lain lain. Apabila sarana dan prasarana menuju ke Pantai Plengkung maupun di kawasan pantai plengkung sudah terjaga dan terbenahi serta kerjasama maksimal antara jejaring pariwisata dengan tersedianya hotel berkelas yang menggunakan sistim ekotourism, bukan tidak mungkin akan ada banyak wisatawan yang berkunjung ke Pantai Plengkung dan menjadikannya sebagai tujuan wisata dunia.
d. Treath of Plengkung beach
Pada dasarnya, para peselancar atau wisatawan berangkat dari Bali, melalui Banyuwangi langsung ke G-Land atau ke Grajagan, kemudian menyewa boat ke pantai Plengkung. Untuk menginap tersedia Cottage dan Jungle camp dekat pantai bagi para pengunjung. Namun kenyataannya, menurut data yang ada, sudah lebih dari 1200 wisatawan asing yang mengunjungi kawasan ini tapi tidak melewati Banyuwangi, melainkan melewati Bali (Sumber: Radar Banyuwangi, 19 Februari 2011). Fenomena ini bisa merugikan Banyuwangi dari segi pendapatan akhir daerah (PAD), karena para wisatawan memasuki kawasan ini dari jalur Laut (Bali).
2.3.PANTAI SUKOMADE dan PENAKARAN PENYUNYA
Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah. Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Pohon karet, kopi dan coklat ditanam di tanah perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade merupakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan penangkaran penyu. Perjalanan malam hari ke pantai Sukomade menjadi tak terlupakan bagi wisatawan. Jarak Pantai Sukomade kira-kira 98 km ke arah barat daya dari kota Banyuwangi; meliputi perjalanan dari Kota Banyuwangi menuju ke kecamatan Pesanggaran (60 km) kemudian dilanjutkan ke Sarongan (20 km) dengan angkutan umum atau truk. Lalu dari Sarongan wisatawan menuju ke Pantai Rajegwesi, teluk Hijau dan Sukomade (17 km).
Kawasan Pantai Sukomade dikelilingi oleh Taman Nasional Meru Betiri (TNBM) yang berbatasan dengan kabupaten Jember, akses menuju daerah ini menggunakan bus ke Pesanggaran dan dari sana dilanjutkan dengan mengendarai bus kecil ke Sarongan atau dengan truk ke Sukamade dan bisa terus ke Rajagwesi. Izin memasuki kawasan TNMB bisa didapat di kantor PHPA di Sarongan. Akomodasi bisa menggunakan pondokan milik PHPA di Sukamade. Atau bisa berkemah di dalam kawasan dengan bantuan pemanduan dari petugas PHPA. Para penjaga TNMB menyelenggarakan berbagai ekspedisi ke dalam taman; di antaranya Sarongan ke Bandealit selama tiga hari, atau sekedar jalan-jalan ringan Sukamade ke teluk tempat penyu bertelur yang hanya sekitar satu jam. Rekreasi pemandangan indah dengan pantai menawan bisa dilakukan di Teluk Hijau.
Menurut data laporan penelitian WWF (World Wide Fund for Nature), Penyu hijau yang paling umum bersarang di Sukamade, dan dari data kadang ada beberapa jenis yang absen bertelur selama beberapa tahun, namun kemudian kembali lagi. Jumlah wisatawan sejak awal 80an terus meningkat ke Sukamade. Upaya untuk mempertahankan kelestarian tempat bertelur penyu dilakukan dengan menghambat penghalang terbesar, yakni sorotan lampu. Penyu akan menghindar pantai jika saat ia hendak mendarat untuk bertelur terdapat sorotan lampu. Ini sebabnya mengapa ditetapkan jarak yang jauh untuk mendekati pantai Sukamade dengan berjalan kaki.
Dikawasan pantai Sukomade, para pengunjung dibimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang berpengalaman untuk melihat penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur di pantai pasir. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00 malam hari. Bulan Nopember hingga Maret adalah musim penyu bertelur.
Di daerah dekat pantai, wisatawan bisa menemukan tempat penginapan dan warung traditional, harga tiket pun tidak terlalu mahal bagi wisatawan:
• Ticket : Rp. 2.500/local person,
Rp. 25.000/ Non local Person.
• Cottage : Rp. 75.000/night.
• Jeep Fee : Rp. 250.000/jeep
• Facilities :
• Sukomade Beach
• Penyu
• Home stay
• Parkir

2.3.1. Analisa Strategik Kawah Ijen dengan sistem SWOT
a. Strenght of Sukoade Beach
Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah yang dijadikan sebagai tempat pengembangbiakan Penyu. Daya tarik utama pantai ini yakni pengunjung bisa melihat langsung proses pengembangbiakan penyu, dari penyu bertelur, proses pengembangbiakan dan pelestarian hewan laut ini.
Selain itu, dalam perjalanan menuju Pantai Sukamade wisatawan bisa berhenti dan menikmati keindahan pantai Rajegwesi yang alami dan memiliki pesona pantai yang eksotis. Setelah menikmati keindahan Pantai Rajegwesi, wisatawan juga akan melewati Teluk Hijau; sebuah teluk hijau dengan karang terjal yang indah mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk melihat binatang-binatang yang merumput di padang rumput juga mengesankan. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang masih alami yang harus dikunjungi di daerah ujung timur pulau jawa ini.
b. Weakness of Sukomade Beach
Kelemahan yang dimiliki Sukomade yakni merupakan pantai yang tidak bisa dikunjungi oleh banyak wisatawan, wisatawan yang boleh berkunjung ke kawasan penakaran penyu di batasi untuk menghindari kesetresan penyu yang dikembangbiakkan. Selain itu, dari segi infrastruktur; kawasan ini masih belum bisa di jangkau dengan mudah, karena wisatawan harus menggunakan transportasi khusus karna medan yang berbukit-bukit dituntut untuk menyesuaikan jenis kendaraan wisatawan.
Bagi pemilik mobil selain jeep, sebaiknya mengurungkan niatnya menjelajah menuju Pantai Sukamade. Sebab, setelah masuk pintu pos Meru Betiri, jalan tak lagi beraspal. Bukan lagi jalan makadam, tapi jalan penuh bebatuan runcing. Bahkan, untuk sampai ke Pantai Sukamade, mobil wisatawan akan melewati lima anak sungai yang airnya setinggi lutut orang dewasa. Sebaliknya, medan berat itu, tentu saja jadi biasa bagi roda jeep.
Namun kelemahan ini bisa sedikit terbantu dengan peran pemilik jeep yang berperan menyediakan mobil sewaan dan membuka seluruh kap, dan menggantinya dengan atap terpal. Jadilah, wisata ke Teluk Hijau dan Pantai Sukamade sebagai wisata penuh tantangan.
c. Opportunity of Sukomade Beach
Sama halnya dengan pariwisata Banyuwangi yang dilihat dari geografi yang menunjukkan bahwa Banyuwangi sebagai kawasan overland menuju Bali, apabila jejaring wisatawan mampu menarik wisatawan asing atau lokal untuk berwisata ke Banyuwangi, tidak menutup kemungkinan Pantai Sukomade juga akan dilirik wisatawan asing yang berlibur di Banyuwangi. Apalagi, pada awal tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah meresmikan Bandara Blimbingsari yang digunakan sebagai penghubung dengan Provinsi Bali yang masih menjadi daya tarik utama wisatawan mancanegara. Dengan adanya bandara tersebut, diharapkan agar kunjungan wisatawan ke Banyuwangi semakin meningkat dari tahun sebelumnya, atau wisatawan menjadikan Banyuwangi sebagai tujuan pertama sebelum Bali.
d. Treath of Sukomade beach
Pantai Sukomade merupakan pantai tenang yang berada di daerah pesanggaran, kawasan ini masih sangat terpencil dan jauh dari pusat kota, suasana jalan yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan umum menyebabkan tidak semua transportasi bisa memasuki kawasan ini. Selain itu, apabila wisatawan banyak yang tertarik mengunjungi lokasi ini, tanpa memperhatikan kondisi penyu yang merupakan daya tarik utama, akan menyebabkan penyu stress dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan penyu mati dan punah.
2.4.Data Kunjungan Wisatawan di Segitiga Berlian
%
2010
2009
Destinasi
Manca
Lokal
Manca
Lokal
Manca
Lokal
105%
90%
11.176
7.352
5.450
4.934
Kawah Ijen
9%
190%
3.706
118.512
3.549
46.171
Plengkung
-
-20%
583
870
583
1.060
Sukomade
80%
120%
15.465
126.734
9582
6552.1
Total

Sumber: Dinas Kebudayan dan Pariwisata Banyuwangi 2011

2.5.Prestasi yang telah diraih oleh Segitiga Berlian
Prestasi
Destinasi
Tahun
The Most Outstanding Kategori objek wisata Alam dalam Anugerah Wisata Nusantara tingkat Jawa Timur
Pantai Plengkung
2007
The Most Outstanding Kategori objek wisata Alam dalam Anugerah Wisata Nusantara tingkat Jawa Timur
Pantai Sukomade
2010
2nd International Destination of East Java
Kawah Ijen
2011
Sumber: Dinas Kebudayan dan Pariwisata Banyuwangi & Malang Tourist Information Center (MTIC)

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif, belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar paduan destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki oleh kawasan manapun di dunia. Segitiga Berlian terdiri atas:
Kawah Ijen di Licin
Sukomade di Area Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran
Plengkung di Area Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo
Sektor pariwisata merupakan salah satu komponen dalam pembangunan nasional dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Untuk mengoptimalisasi kontribusi manfaat sektor pariwisata, diperlukan pola perencanaan dan pengelolaan yang berkesinambungan. Perencanaan dan pengelolaan pembangunan pariwisata menjadi tidak mudah mengingat sifat pembangunan kepariwisataan yang multi-dimensi dan multi-sektor memerlukan dukungan dan keterpaduan (linkage) dalam sistem kepariwisataan.
Pola perencanaan dan pengelolaan destinasi pariwisata diperlukan secara berkesinambungan dengan dukungan banyak pihak yang dimulai dari tahapan dan proses perencanaan, operasional dan pemantauan. Pemerintah untuk kedepan perlu berbenah atas apa yang telah di lakukan dan apa yang belum dilakukan untuk perkembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Banyuwangi, agar impian menjadikan Banyuwangi sebagai tempat tujuan wisata andalan di Jawa Timur bisa terwujud.
ُ